I.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui indeks bias larutan
2.
Untuk mengetahui nilai konsentrasi larutan gula
(mol)
3.
Untuk mengetahui
cara kerja refraktometer abbe
II. LANDASAN
TEORI
Dalam
subbab ini kita akan menggunakan model sinar dari cahaya untuk menyelidiki
aspek yang paling penting mengenai perambatan cahaya yaitu refraksi. Bila sebuah gelombang cahaya menumbuk antar
muka(intreface) halus yang memisahkan dua material transparan(material tembus
cahaya ) (seperti udara dan kaca atau air dan kaca) maka pada umumnya sebagian
gelombang itu direfleksikan dan sebagian lagi direfraksikan kedalam material
kedua. Misalnya bila seseorang berada di dalam restoran itu dapat memandang keluar
melalui jendela dengan pemandangan sama karena cahaya mencapai orang itu dengan
refraksi. Segmen -segmen gelombang
bidang yapat dipersentasikan sebagai paket-paket sinar yang membentuk berkas
cahaya. Kita menjelaskan arah sinar masuk, sinar yang direfleksikan dan sinar yang direfraksikan pada antar muka
yang halus diantara dua material optik sebagai sudut-sudut yang dibuat oleh
sinar-sinar itu dengan normal terhadap permukaan tersebut di titik masuk. Jika
antar muka itu kasar cahaya yang ditransmisikan dan cahaya yang direfleksikan
tersebut dihamburkan ke berbagai arah, dan tidak ada sudut transmisi
tunggal atau sudut refleksi tunggal.
Refleksi pada sudut tertentudari sebuah permukaan yang sangat halus dinamakan refleksi
spekular.
Indeks
refraksi( index refraction) dari sebuah material optik juga dinamakan indeks
refraktif yang dinyatakan dengan n, memainkan peranan penting dalam
optikageometrik. Indeks refraksi itu adalah rasio dari laju cahaya c dalam
ruang hampa terhadap laju cahaya v dalam material itu.
(indeks refraksi)..................................................(2-1)
Cahaya
selalu berjalan lebih lambat didalam materialdaripda didalam ruang hampa,
sehingga nilai n dalam medium apapun
selain ruang hampa selalu lebih besar daripada satu. Untuk ruang hampa, n = 1. Karena n adalah rasio dari dua
laju, maka n adalah bilangan murni
tanpa satuan. Laju gelombang v
berbanding terbalik dengan indeks refraksi n. Semakin besar indeks refraksi dalam
suatu material, semakin lambat laju
gelombang dalam material tersebut. Kajian eksperimental mengenai arah sinar
masuk , sinar yang direfleksikan , dan sinar yang direfraksikan pada antar muka
yang halus diantara dua material optik memunculkan kesimpulan-kesimpulan
berikut:
1) Sinar yang masuk, sinar yang
direfleksikan,dan sinar yang direfraksikan dan normal-terhadap-permukaan
semuanya terletak pada bidang yang sama. Bidang dari ketiga sinar itu tegak
lurus terhadap bidang permukaan batas diantar kedua material tersebut. Kita
selalu menggambarkan diagram sehingga sinar masuk , sinar yang direfleksikan,
dan sinar yang direfraksikan berada dalam bidang diagram.
2) Sudut refleksi sama dengan sudut masuk untuk semuapanjang gelombang dan
untuk setiap pasangan material.
( hukum refleksi)...............................................(2-2)
Hubungan
ini,bersama-sama dengan pengamatan bahwa sinar masuk dan sinarn
yang direflekksikan dan normal, semuanya
terletak pada bidang yang sama atau
yang dinamakan hukum refleksi(law of reflection).
3) Untuk cahaya monokromotikdan untuk sepasang
material yang diberikan, a dan b, pada sisi-sisi yang berlawanan dari antar
muka itu, rasio dari sinus sudut dan . Dimana kedua sudut itu diukur dari normal terhadap permukaan,sama
dengan kebalikan dari rasio kedua
indeks refraksi:
=, atau.........................................................(2-3)
sin = sin (hukum refraksi)...........................(2-4)
Hasil
eksperimen ini, bersama-sama dengan pengamatan bahwa sinar masuk dan sinar yang
direfraksikandan normal semuanya terletak dalam bidang yang sama dinamakan
hukum refraksi(law of refraction) atau
hukum snellius(snell`s law),untuk
menghormati ilmuwan Willebrod Snell(1591-1626). Ada beberapa keraguan apakah
betul-betul snellius yang menemukannya. Penemuan bahwa baru muncul kemudian. Persamaan dan
memperlihatkan bahwa bila sebuah sinar lewat dari satu material (a) kedalam
material (b) yang mempunyai indeks refraksi yang lebih besar () dan karena itu maka laju gelombang dalammaterial itu lebih lambat,
maka sudut dengan normal lebih kecil dalam material kedua daripada sudut dalam material pertama; maka sinar
itu dibelokkan mendekati normal. Bila
material kedua itu mempunyai indeks refraksi yang lebih kecil daripada material pertama () dan karena itu maka laju gelombang dalam material itu lebih cepat,
maka sinar itu dibelokkan menjauhi normal.
Ini menerangkan mengapa sebuah mistar yang dicelupkan sebagian atau pipa
sedotan air minum terlihat dibengkokkan; sinar cahaya yang datang dari bawah
permukaan berubah arah pada antar muka udara-air; sehinggasinar itu muncul
seakan-akan day=tang dari sebuah posisi di atas titik asal yang sesungguhnya.
Sebuah
kasus khusus yang penting adalah refraksi yang terjadi pada antar muka diantara
ruang hampa, dimana indeks refraksi menurut defenisi adalah satu, dan merupakan
sebuah material. Bila sebuah sinar lewat dari ruang hampa kedalam suatu
material (b),sehingga dan ,maka sinar itu selalu dibelokkanmendekati normal. Bila sinar lewat dari
suatu material kedalam ruang hampa, sehingga dan, sinar itu selalu dibelokkan menjauhi
normal.
Tak peduli
apapun material pada masing-masing sisi dari antar muka itu,sinar yang
ditransmisikan itu tidak dibelokkan sama sekali dalam kasus khusus arah masuk normal, dimana sinar masuk adalah tegak
lurus terhadap antar muka sehingga dan sin
Hukum
refleksi dan hukum refraksi berlaku tanpa memandang dari sisi mana dari antar
muka itu sinar masuk tersebut datang. Jika sinar cahaya mendekati antar muka
maka sekali lagi ada sinar yang direfleksikan dan ada sinar yang direfraksikan;
kedua sinar ini,sinar masuk,dan normal terhadap permukaan sekali lagi terletak
pada bidang yang sama. Lagi pula lintasan sebuah sinar yang direfraksikan dapat
dibalik. Lintasan ini mengikuti
lintasan yang sama bila pergi dari b ke a
seperti bilapergi dari a ke b.
Karena sinar yang direfleksikan dansinar masuk membuat sudut yang sama dengan
normal, maka lintasan sebuah sinar yang direfleksikan juga dapat dibalik. Itulah
sebabnya mengapa bila anda melihat mata seseorang dalam cermin.
Maka orang itu dapat juga melihat anda. Karena
sinar yang direfleksikan dansinar masuk
membuat sudut yang sama dengan normal,
Intensitas sinar yang direfleksikan dan intensitas sinar yang direfraksikan bergantung pada sudut masuk,
kedua indeks refraksi, dan polarisasi darisinar masuk. Fraksi yang
direfleksikan merupakan yang paling kecil pada arah masuk normal. Walaupun kita
menjelaskan hukum refleksi dan refraksi sebagai hasil eksperimen , namun
hukum-hukum itu juga dapat diturunkan dari sebuah model gelombang dengan
menggunkan persamaan maxwell. Analisis ini juga memungkinkan amplitudo,
intensitas, fasa,dan keadaan polarisasi dari gelombang yang direfleksikan dan gelombang yang direfraksikan.
Indeks
refraksi bergantung bukan hanya pada zat tetapi juga pada panjang gelombang
cahaya. Kebergantungan pada panjang gelombang dinamakan dispersi. indeks
refraksi pada suhu dan tekanan standar sekitar 1,0003, dan kita biasanya akan
mengambilnya secara eksak, yakni sama dengan satu. Indeks refraksi gas
bertambah jika kerapatan gas itu bertambah, sebagian besar kaca yang digunakan
dalam instrumen optik mempunyai indeks refraksi antar sekitar 1,5 dan 2,0.
Beberapa zat mempunyai indeks yang lebih besar ; dua contohnya adalah intan,
dengan2,417, dan rutil(bentuk kristal dari titanium,dengan 2,62. (Hugh D. Young,2001)
Ketika
cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian cahaya dating
dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat kemedium yang baru.Jika seberkas
cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus),
berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang baru.Pembelokan ini
disebut pembiasannya disebut pembiasan.
Berkas-
berkas datang dan bias berada pada bidang yang sama, yang juga termasuk garis tegak lurus terhadap
permukaan. Hukum snell merupakan dasar hukum pembiasan. Hukum pembiasan antarmuka
sesuai dengan inhomogeneity utama, dan atom yang membentuk itu menghamburkan
cahaya mundur baik, seperti balok tercermin, dan maju, seperti balok
ditransmisikan. Analisis ini
juga memungkinkan amplitudo, intensitas, fasa,dan keadaan polarisasi dari
gelombang yang direfleksikan dan
gelombang yang direfraksikan.
Fakta
bahwa sinar insiden yang bengkok atau "ternyata dari jalan mereka",
seperti Newton menaruhnya, disebut refraksi.
Gambar 2.1 Pembiasan
Gambar
a menunjukkan sebuah berkas yang merambat dari udara ke air.Sudut ϴ1
adalah sudut datang dan ϴ2sudut
bias.Perhatikan bahwa berkas dibelokkan menuju normal ketika memasuki
air.Hal ini selalu terjadi ketika berkas cahaya memasuki medium dimana lajunya
lebih kecil. Jika cahaya merambat dari satu medium kemedium kedua dimana
lajunya lebih besar, berkas
dibelokkan menjauhi normal ; hal ini ditunjukkan pada gambar 1b untuk berkas
cahaya yang merambat dari air ke udara. (Douglas C. Giancoli,1998)
Bila sebuah sinar cahaya
mencapai batas di antara dua medium , maka sebagian cahaya di transmisikan ,
sebagian di serap , dan sisanya di refleksikan . permukaan licin sekeping gelas
atau logam yang di semir merefleksikan cahaya di dalam arah khusus. Ini
dinamakan refleksi spekular . kadang-kadang refleksi itu refleksi difuse, dan
cahay yang di releksikan bergerak di dalam semua arah. Hal ini terjadi bila
cahaya menumbuk sebuah permukaan seperti selembar kertas atau dinding yang di
cat dengan ketakteraturan acak yang besar di bandingkan dengan sebuah panjang
gelombang. Setiap bagian licin dari permukaan seperti itu menghasilkan refleksi
spekular , tetapi karena orientasi yang berubah ubaah dari bagian bagian ini ,
maka cahaya yang di refleksikan total tidak mempunyai arah yang unik . di dalam
refleksi spekular arah arah sinar yang masuk relatif terhadap normal kepada
permukaan dihubungkan sangat sederhana yaitu ; Sinar cahaya yang direfleksika
berada di dalam bidang yang sama seprti sinar yang masuk dan normal , dan
membuat sudut yang sama dengan yang normal. Kajian eksperimental mengenai arah sinar masuk , sinar yang
direfleksikan.
Kesamaan
sudut masuk dan sudut refleksi adalah sifat umum dari gelombang. Sifat itu di
peroleh dari prinsip Huygens dan berlaku baik untuk gelombang bunyi maupun
untuk gelombang air . dua sifgat tambahan cayaha yang refleksikan adalah
penting. Yang pertama , bahwa bila gelombang pada sebuah dawai mencapai pada
sebuah ujung tetap, maka gelombang yang di refleksikan adalah terbalik atau
tandanya di balik. Didalam kasus ini, orang mengatakan bahwa fasenya dibalik.
Ini terjadi juga kepada sebuah gelombang cahaya jika gelombang itu masuk pada
sebuah batas dari suatu medium yang lebih rapat.sebagai contoh,sebuah
pembalikan fasa terjadi pada batas udara-gelas bila cahaya masuk didalam
gelas,yang merupakan medium yang lebih rapat.
Didalam refraksi cahaya.bila cahaya bergerak dari suatu medium
transparan (tembus cahaya) ke satu medium transparan lainnya dengan indeks
refraksi yang berbeda,maka cahaya itu di belokkan atau direfraksikan.seperti
halnya di dalam kasus refleksi, maka kita mungkin mencari hubungan diantara
kedua arah tersebut dengan bantuan prinsip Huygens.Hubungan ini dinamakan hukum
sinellius,Hukum sinellius berarti bahwa jika bertambah besar,maka sin𝛉 akan berkurang dan sebagai konsekuensinya maka𝛉 pun berkurang.jadi,sebuah sinar akan membelok
kearah normal bila sinar itu memasuki medium yang secara optik lebih rapat (2>1).
Karena indeks refraksi bahan berubah-ubah dengan panjang
gelombang cahaya,maka besarnya pembelokan di permukaan batas akan berubah-ubah
dengan panjang gelombang. Fenomena ini dinamakan dispersi . sinar putih (white
light),seperti cahaya yang berasal dari lampu pijar , mengandung campuran
panjang gelombang yang membentang pada jangkauan panjang gelombang yang tampak,
sehingga panjang gelombangnya bermacam –macam atau warnanya akan di pisahkan di
batas antara udara dan gelas , kecuali pada arah masuk normal. Efek ini terjadi
dua kali di dalam sebuah prisma gelas yang berbentuk segitiga, yang
menghasilkan sinar cahaya yang membentuk kipas dan sebuah pola warna warni atau
spektrum pada sebuah layar di belakang prisma.
(Josep
w.kane,1978)
Meskipun gelombang cahaya menyebar seperti
gelombang bergerak menjauh dari sumbernya , kita sering kali dapat
memperkirakan perambatannya dalam bentuk garis lurus . ilmu yang mempelajari
tentang sifat-sifat gelombang di sebut optik geometri . Sebagian dari cahaya di pantulkan oleh permukaan
membentuk berkas menuju ke atas merambat se olah –olah berkas asli telah di
pantulkan dari permukaan. Sebagian lain dari cahaya merambat melalui permukaan
dan menuju kaca , karena cahaya dapat merambat melalui kaca maka kaca dikatakan
transparan yaitu kita dapat melihat melalui kaca. Perambatan cahay melalui permukaan (bidang batas)
yang memisahkan dua media disebut pembiasan , dan cahaya disebut dibiaskan .
kecuali sudut datang berkas cahaya tegak lurus terhadap permukaan , perbiasan
oleh permukaan mengubah arah perambatan cahaya. Untuk alasan ini berkas
dikatakan”dibelokkan” oleh pembiasan . hukum pemantulan sebagai berikut : sinar
pantul terletak pada bidang datar dan memiliki sudut pantul sama dengan sudut
datang . dan hukum pembiasan adalah sebagai berikut: sinar bias terletak pada
bidang datar dan sudut pada bidang dihubungkan dengan sudut datang .
2 sin𝛉2= 1 sin 1. (pembiasan ) ……………………..…( 2.5)
disini masing masing simbol 1 dan 2 adalah konstanta tak berukuran yang di sebut
indeks bias , yang di hubungkan dengan medium yang melibatkan pembiasan. Indeks
bias untuk ruang hampa dan beberapa zat umum yaitu dengan untuk ruang hampa , 1 ditentukan 1 ; untuk udara mendekati 1,0. Adalah sebuah perkiraan yang
sering kali kita gunakan. Tidak adayang memiliki indeks bias di bawah 1.
Pembiasan tidak boleh membelokkan berkas terlalu besar sehingga sinar bias
berada pada sisi yang sama dari normal sebagai sinar datang . Pada dispersi kromatik indeks bias dialami oleh cahaya melalui medium sembarang ,
kecuali ruang hampa tergantung pada panjang gelombang dari cahaya .
ketergantungan 1 pada panjang gelombang mengimplikasikan bahwa
ketika berkas cahaya terdiri dari sinar dengan panjang gelombang yang berbeda
,sinar akan di biaskan pada sudut yang berbeda oleh permukaan . jadi cahaya
akan menyebar keluar karena pembiasan . penyebarab keluar dari cahay disebut
dispersi kromatik, dengan “kromatik” mengacu pada warna yang berkaitan dengan
panjang gelombang yang individual dan dispersi mengacu pada penyebaran cahaya
menurut panjang gelombnagnya atau warnanya secara umum , indeks bias dari medium
yang diberikan lebih besar panjang gelombnag pendek ( misalkan pada cahaya
biru) daripada untuk panjang gelombang (misalkan pada cahaya merah )sebagai man
indeks bias untuk kuarsa lumer tergantung pada gelombang cahaya .
ketergantungan seperti itu berarti ktika sebuah berkas dengan kedua gelombang
cahaya biru dan merah dibiaskan melalui sebuah permukaan , seperti dari udara
menuju kuarsa atau sebaliknya , komponen biru (sinar bersesuaian pada gelombang
cahay biru) membelok lebih jauh dari pada komponen merah .
Berkas cahaya putih
terdiri dari komponen dari semua (atau mendekati semua)warna dalam spektrum
tampak dengan intensitas yang hampir seragan ketika kita melihat berkas seperti
itu kita merasa cahaya putih dan bukan warna tunggal. Berkas cahaya putih di
udara datang pada permukaan kaca (karena halaman dari buku berwana putih ,
berkas cahaya putih dinyatakan dengan sinar abu-abu. Selain itu berkas cahaya
monokromatik secara umum dinyatakan dengan sinar merah. Untuk meningkatkan
pemisahan warna , kita dapat menggunakan prisma kaca padat dengan penampaang
melintang segitiga . contoh paling menabjukkan dari dispersi kromatik adalah
pelangi. Ketika cahaya putih matahari di
pertemukan dengan tetesan hujan , di pantulkan dari permukaan dalam tetesan,
dan kemudian dibiaskan keluar dari tetesan .
Pelangi yang sering kita
lihat terbentuk dari cahaya yang dibiaskan oleh banyaknya tetesan –tetesan
warna merah terbentuk dari sudut tetesan yang lebih besar di langit , warna
biru terbentuk dari sudut tetesan yang lebih kecil , dan warna pertengahan dari
sudut pertengahan . semua tetesan mengirimkan warna yang terpisah pisah pada
kita dengan sudut sekitar 420dari titik yang mengarah berlawanan
denga matahari dalam pengamatan kita. Jika curah hujan tinggi dan cahaya
bersinar terang kita akan melihat busur melingkar dari warna dengan merah pada
bagian atas dan biru pada bagian bawah . Pelangi adalah khusus karena pengamatan
lain memotong dari tetesan lainnya . (David halliday , 2002).
Refraktometer
abbe adalah alat ukur indeks bias suatu cair yang mempunyai indeks bias antara
1,3 dan 1,7.prinsip kerja alat ini didasarkan pada sifat sudut kritis.sudut
kritis adalah sudut dating dari medium yang lebih rapat kemedium yang kurang
rapat yang menghasilkan sudut bias mendekati 900,sedangkan sudut bias adalah
kemampuan cahaya merambat dalam suatu zat berdasarkan molekul-molekul penyusun
zat tersebut.Indeks bias dapat diukur dengan sebuah refraktometer. Pengukuran
indeks bias atau refraksi indeks suatu zat cair adalah penting bagi penilaian
sifat dan kemurnian cairan konsentrasi larutan dan perbandingan komponen dalam
pelarutnya. Ciri khas refraktometer yaitu dapat dipakai untuk mengukur secara
tepat dan sederhana karena hanya memerlukan zat yang sedikit yaitu kl 0,1 ml
dan ketelitiannya sangat tinggi. Refraktometer berasal dari kata refraksi yang
berarti pembiasan dan meter yang berarti pengukur.jadi,refraktometer merupakan
alat untuk mengukur indeks bias suatu medium. Pengukuran indeks bias penting untuk:
1.
Menilai sifat dan kemurnian suatu medium slah
satunya berupa cairan
2.
Mengetahui
konsentrasi-konsentrasi larutan.
3.
Mengetahui
nilai perbandingan komponen fdalam campuran dua zat cair
4. Mengetahui kadar zat yang diekstrasikan dalam
pelarut .
Indeks
bias menurut pengertian fisis afalah kemampuan cahaya merambat dalam suatu zat.
Pembiasan terjadi karena akibat perbedaan kecepatan rambat cahaya.pembiasan
merupakan pembelokan cahaya akibat merambat melalui 2 medium yang berbeda
kerapatan optiknya. Untuk pembiasan diperlukan syarat- syarat misalnya:
a.
Cahaya
datang melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya .
b. Cahaya yang dating tidak tegak lurus terhadap
bidang batas.
Dalam
pembiasan berlaku Hukum Sinellius:
1.
Sinar
datang,garis normal,dan sinar bias terletak pada bidang datar.
2.
Hasil bagi antara sinus sudut dating dengan
sinus sudut bias merupakan bilangan tetap
disebut indeks bias.
Berdasarkan arti fisisnya ,indeks bias adalah kemampuan
cahaya merambat dalam suatu zat berdasarkan molekul-molekul penyusun zat
tersebut.sedangkan berdasarkan persamaan matematis ,indeks bias adalah perbandingan
cepat rambat cahaya diruang hampa terhadap cepat rambat cahaya dimedium
tersebut. Sedangkan indeks bias relative adalah perbandingan laju cahaya dalam satu medium terhadap laju cahaya dalam medium
selanjutnya. Apabila dilihat dari hukum
Sinellius maka kita dapat menentukan
indeks bias sebuah bahan. Salah satu bentuk energi yang dapat dimiliki oleh sebuah
benda adalah energi yang berhubungan dengan gerak; energi ini disebut energi
kinetik untuk sebuah benda yang bermassa m dan sedang bergerak dengan kecepatan
v,energi ini mempunyai nilai K= ½ mv2. Pada keadaan ini jika benda
tiba-tiba menumbuk pada benda lain,maka benda dengan energi kinetik ini akan
mampu melakukan kerja,memindahkan sebagian energinya pada benda lain,dan
menyebabkan benda lain tersebut bergerak.
Jadi kita dapat
katakan bahwa energi kinetik menyatakan kemampuan melakukan kerja karena
geraknya.
Refraktometer merupakan alat untuk menentukan
indeks bias suatu medium. Sedangkan refrakto meter abbe merupakan alat pengukur
indeks bias suatu zat cair yang mempunyai indeks bias suatu zat cair yang
mempunyai indeks bias antara 1,3 dan 1,7. Prinsip kerja alat ini berdasarkan
sudut kritis ,dimana sudut kritis diantara dua medium kurang rapat yang
menghasilkan sudut bias sama dengan 90. Dari gambar skema refraktometer abbe
tersebut dapat dapat kita ketahui bagian dari refraktometer abbe tersebut.Repraktometer ABBE ini terdiri dari
sebuah teleskop ,dua prisma pembias P dan P’ dimana zat cair yang akan diukur
indeks biasnya diletakkan antara kedua prisma ini,dua prisma amici K1 dan
K2,dan cermin datar sebagai pemantul. System
prisma K1 dan K2 terdiri dari masing-masing dari tiga prisma yang
ditempelkan. System ini dinamakan kompensator yang berfungsi untuk menjadikan
untuk menjadikan sinar polikromatik menjadi sinar monokromatik sebagai sumber
cahaya.
Cahaya kuning
yang datang dari lampu natrium akan dipantulkan oleh cermin datar kemudian akan
menuju prisma pembias pertama. Sinar pantul dari prisma pembias pertama
tersebut akan menjadi sinar datang yang baru bagi prisma pembias kedua yang
kemudian akan dipantulkan kembali ke prisma amici pertama dan kedua.
Ciri khas refraktometer
yaitu dapat dipakai untuk mengukur secara tepat dan sederhana karena hanya
memerlukan zat yang sedikit yaitu kl 0,1 ml dan ketelitiannya sangat tinggi. Selanjutnya sinar yang keluar dari prisma
amici kedua akan diterima oleh teleskop.
Sinar pantul dari prisma
pembias pertama.sinar pantul dari prisma pembias pertama tersebut akan menjadi
sinar datang yang baru bagi prisma
pembias dari kedua yang kemudian akan dipantulkan kembali keprisma amici
pertama kedua.selanjutnya sinar yang
keluar dari prisma amici kedua akan diterima oleh teleskop ,sehingga kita dapat
menentukan harga indeks bias zat cair tersebut. (http:muslim blogspot education.com)
III.
1. Disiapkan
peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2. Dihubungkan
refrakto dengan illuminator sebagai sumber tegangan AC.
3. Dipasang
lampu 8V ke refraktometer dengan baik.
4. Diatur
skala pada refraktometer sampai nol searah jarum jam.
5. Dibersihkan
kedua prisma dengan menggunakan tissue.
6. Diteteskan
sampel tepat pada permukaan prisma dan tidak mengenai tepi dari prisma.
7. Dikunci
roda pengunci pada refraktometer.
8. Diputar
roda dispersi untuk menentukan indeks bias,sampai warna pada refrakto menjadi
dua warna.
9. Diamati
skala pada refraktometer.
10. Ditentukan
indeks bias larutan dan konsentrasi larutan.
11. Dicatat
hasil yang diperoleh.
DAFTAR
PUSTAKA
Giancoli,Douglas
C.1998.” FISIKA”.Edisi Kelima.Erlangga.Jakarta.
Halaman : 234-238
Halliday,David.2002.”DASAR-DASAR
FISIKA VERSI DIPERLUAS”.
Jilid dua.Binarupa
aksara,Tangerang.
Halaman : 552-559
Kane,W
Joseph.1978.”FISIKA”.Edisi ke tiga.Jilid 1.Massachusetts.
Halaman : 1033-1034
Zemansky,Sears.2001.”FISIKA
UNIVERSITAS”.Edisi ke sepuluh.
Jilid
2.Erlangga,Jakarta.
Halaman : 497-499
http: muslim blogspot education.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar