Kamis, 08 Januari 2015

CLEAN ENERGY TRAINER WIND GENERATOR

BAB I


PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional (Contoh: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Contoh : batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.
Umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar 20%-30%. Jadi rumus di atas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik. Sebagaimana diketahui, pada asasnya angin terjadi karena ada perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Di daerah khatulistiwa yang panas, udaranya menjadi panas, mengembang dan menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin misalnya daerah kutub. Sebaliknya didaerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara, berupa perpindahan udara dari kutub utara ke garis khatulistiwa menyusuri permukaan bumi dan sebaliknya, suatu perpindahan udara dari garis khatulistiwa kemabli ke kutub utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi.

1.2  Tujuan
1.    Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara energi gerak dengan energi listrik
             2.     Untuk mengetahui prinsip kerja dari clean energi trainer dengan metode wind generator     

             3.      Untuk mngetahui aplikasi dari generator angin.
BAB II


LANDASAN TEORI

Tidak sesuai seperti yang bisa dilihat, pelajaran generator arus langsung (DC) harus mulai dengan sebuah pengetahuan generator arus bolak-balik (AC).Alasan bahwa tegangan menyebabkan banyak generator DC sudah menjadi sifat bolak-balik dan hanya menjadi DC setelah itu diralat oleh komutator.
Perputaran karena suatu gaya penggerak eksternal, seperti, sebuah motor. Sebuah dasar generator AC terdiri dari sebuah lilitan yang berkisar pada 60 rad/menit antara kutub utara dan selatan pada sebuah magnet permanen.Lilitan dihubungkan ke dua cincin yang kecil mengganjal di atas lubang.Dua cincin yang kecil dihubungkan ke sebuah muatan eksternal yang berarti x dan y merupakan dua hal yang tak bergerak.
Karena lilitan berputar, sebuah tegangan diinduksikan antara terminalnya A dan D. tegangan ini tampak di antara penyeka dan oleh karena itu, melewati muatan. Tegangan dibangkitkan karena konduktor dari lilitan terpotong melewati fluks yang diproduksi oleh kutub  kutub utara dan selatan.  Tegangan yang diinduksikan oleh karena maksimum (20 V) ketika lilitan sebentar lagi berada di posisi horizontal. Tidak ada fluks dipotong ketika lilitan sebentar lagi berada di posisi vertical; dengan konsekuensi tegangan pada keadaan instan adalah nol. Fitur lain dari tegangan yang polaritasnya mengubah setiap kali lilitan membuat setengah belokan. Tegangan didapatkan oleh karena diberikan sebagai sebuah fungsi sudut putar.Bentuk gelombang mempertahankan bentuk dasar kutub utara dan selatan.Kita mengasumsikan kutub dirancang untuk membangkitkan gelombang sinusoidal.
Lilitan dalam contoh kali ini berkisar pada kecepatan yang sama, oleh karena itu tiap sudut putar berkoresponden menjadi sebuah spesifik interval waktu. Karena lilitan dapat membuat satu belokan per detik, sudut 360o berkoresponden menjadi sebuah interval satu detik.Akibatnya, kita juga dapat memberikan tegangan induksi sebagai suatu fungsi waktu.
Jika penyeka dapat dinyalakan dari satu cincin yang kecil ke setiap kali polaritas yang lain diubah, kita dapat menghasilkan tegangan polaritas konstan melewati muatan. Penyeka x akan selalu menjadi positif dan penyeka y negative. Kita dapat menghasilkan hasil ini oleh sebuah komutator.  Sebuah komutator dalam bentuk yang paling sederhana  terdiri dari sebuah cincin yang kecil yang terputus setengah, dengan tiap segmen disekat dari yang lain sama seperti dari batangnya.Satu segmen dihubungkan ke lilitan yang terakhir A dan yang lain ke lilitan terakhir D. Komutator dibuat dari lilitan dan tegangan di antara segmen diangkut oleh x dan y merupakan dua hal yang tak bergerak.
Tegangan di antara penyeka x dan y bergetar tetapi tidak pernah mengubah polaritas.Tegangan bolak-balik di dalam lilitan diralat oleh komutator, yang mana berperan sebagai suatu mekanika nyala yang terbalik. Polaritas yang konstan antara penyeka, arus di dalam muatan eksternal selalu mengalir pada arah yang sama. Mesin ini disebut suatu generator arus langsung, atau dinamo.
Dasar generator AC dan DC didasari pada pembangunan jalan yang sama. Dalam kasus ini, sebuah lilitan berputar di antara kutub sebuah magnet dan suatu tegangan AC yang diinduksikan ke dalam lilitan. Mesin hanya membedakan cara lilitan yang dihubungkan ke rangkaian eksternal: generator AC membawa cincin yang kecil sedangkan generator DC membutuhkan komutator. Kadang-kadang kita membuat mesin kecil yang mana membawa kedua cincin yang kecil dan sebuah komutator.Seperti mesin yang dapat menstimulasikan fungsi sebagai suatu generator AC dan DC.
Ketika sebuah generator arus langsung di bawah muatan, beberapa fluks dasar dan hubungan arus mengambil tempat yang secara langsung dihubungkan ke proses konversi energi mekanik-listrik. Pertimbangan untuk contoh, suatu generator dipol yang dikendalikan berlawanan arah dengan jarum jam sambil mengirimkan arus I ke sebuah muatan.
Arus yang dikirimkan oleh generator juga mengalir melewati semua angker dinamo konduktor. Jika kita dapat melihat ke dalam mesin, kita akan menemukan arus yang selalu mengalir dalam arah yang sama pada konduktor yang sebentar saja berada di bawah suatu kutub N. Sama benarnya untuk konduktor yang sebentar saja berada di bawah suatu kutub S. namun, arus di bawah kutub N mengalir berlawanan arah ke bawah suatu kutub S. Angker dinamo konduktor di bawah kutub S membawa arus yang mengalir ke dalam halaman, menjauh dari pengamat. Sebaiknya, arus angker dinamo di bawah kutub N mengalir ke luar halaman, ke arah pengamat.
Karena konduktor yang terbaring dalam suatu medan magnetik,  ada disubjekkan ke gaya, menurut hokum Lorentz. Jika kita menguji arah arus mengalir dan arah fluks kita menemukan bahwa gaya individual F pada seluruh konduktor berperan searah jarum jam. Efeknya, mereka menghasilkan suatu torsi yang berperan berlawanan dengan arah yang mana generator dikendalikan.Untuk menjaga generator yang bekerja, kita harus menggunakan suatu torsi pada batang untuk mengatasi perlawanan torsi elektromagnetik ini.Hasil daya mekanik dikoversikan ke dalam daya listrik, yang mana dikirimkan ke muatan generator. Itulah bagaimana proses konversi energi berganti posisi. (Theodore Wildi, 2002)
Fakta yang paling signifikan timbul dari analisa angin bumi sebagai suatu sumber energi listrik yang dayanya diproduksi sebanding dengan kecepatan angin pangkat tiga.Hasil ini berasal dari energi kinetik angin. Massa udara m dengan kecepatan V dan densitas ρ mengalir per satuan waktu melewati area A diluakan oleh bilah sumbu horizontal konvensional turbin angin adalah ρAV. Sehingga, energi kinetik dari massa udara ini diperoleh sebagai berikut :
Energi kinetik = ½ mV2 = ½ ρ AV3……………………….........…….  (2.1)
Seperti yang ditunjukkan dari teoritis analisa oleh Betz (1919), pecahan maksimum energi kinetik ini yang dapat diekstrak dari angin adalah 16/27 atau 0,593, jadi energi keluaran maksimum secara teoritis pada turbin angin diperoleh sebagai berikut :
Daya keluaran maksimum teoritis = 0,297 ρAV……….........…….…(2.2)
Proses konversi energi mengatur daya reduksi yang mana bervariasi dengan jenis turbin angin dan aerogenerator dan yang mana secara kasar sepertiga dari keluaran maksimum teoritis. Dengan demikian, daya keluaran yang tersedia secara aktual adalah
Daya keluaran yang tersedia = (2/3)0,297ρAV3 ≈0,2ρAV3…...........… (2.3)
Jika diameter bilah dari sistem rotor adalah D, dengan demikian persamaan (2.3) menjadi
Daya keluaran yang tersedia ≈ 0,05πρD2V3 ……….……….…......….. (2.4)
Sehingga, daya yang tersedia untuk kecepatan angin sebanding dengan pangkat dua diameter rotor.
Kuantitas tambahan butuh didefinisikan, seperti koefisien daya Cp, dan keseluruhan koefisien daya Cop,  adalah diperoleh sebagai berikut:
Cp =  …………………………........…….…... (2.5)
Cop =  ………………………...…..........…. (2.6)
Koefisien Cop jadi termasuk ketidakefisienan pada transmisi dan generator.
            Hubungan dasar menghasilkan analisa angin sebagai suatu sumber energi yang dinyatakan dalam persamaan (2.1) melalui persamaan (2.4).Aspek yang paling jauh dari teori dikembangkan oleh Wilson dan Lissaman (1974).
            Jenis karakteristik tempat daya angin yang baik dideskripsikan secara rinci oleh Davidson (1964) dan yang lainnya.Daerah yang besar sekali memberikan beberapa tempat atraktif.Udara mengalir melewati daerah yang didiskusikan oleh Frenkiel (1962, 1963). Dia mendefinisikan daerah bukit tinggi terbaik, memberikan angin yang kuat, karena ini memiliki nilai yang minimum dari gradien kecepatan angin secara vertikal antara tinggi 10 meter (33 kaki) dan 40 meter (131 kaki). Variasi kecepatan angin dengan tinggi yang sesuai diekspresikan dengan hubungan di mana daerah tingkat teratas, nilai p mendekati 0,14 dengan kuat angin. Ini diperlukan sekali bahwa banya tempat bukit tinggi yang seharusnya suatu nilai p kurang dari 0,14, dengan lebih baik satu mempunyai nilai kurang dari 0,10, atau saat kurang dari 0,07. Ini berarti bahwa area bukit tinggi seharusnya kecil dengan slope keduanya di atas dan di bawah angin antara 1 dari 6 dan 1 dari 3½. Gradien vertikal rendah angin direkomendasikan untuk keadaan stress minimum pada bilah rotor, tetapi kecepatan angin dan hembusan yang keras juga signifikan dan mungkin faktor yang berpengaruh. Suatu gradien minimum vertikal dari kecepatan angin bisa jadi tidak begitu penting untuk aerogenerator modern.Frenkiel juga merekomendasikan suatu puncak terisolasi dalam sebuah lembah yang sumbunya ditarik ke arah angin yang kuat.
  Tempat karakteristik yang baik juga dideskripsikan oleh Savino (1974), dan mungkin meringkaskannya sebagai berikut:
1.        Suatu tempat seharusnya mempunyai kecepatan angin yang tinggi tiap tahunnya.
2.        Seharusnya tidak ada halangan tinggi untuk suatu mil atau dua arah melawan angin.
3.        Yang di atas lembut, di sekitar bukit dengan sepoi-sepoi menuruni suatu daratan datar atau lokasinya berada pada pulau di dalam suatu danau atau laut adalah sebuah tempat yang baik.
4.        Suatu daratan terbuka atau suatu garis pantai terbuka mungkin merupakan suatu lokasi terbaik.
5.        Sebuah lembah gunung yang memproduksikan penyalur angin yang baik.
Savino juga menambahkan daftar bantuan tentang seleksi tempat dalam bentuk tanda ekologikal angin yang kuat mempengaruhi tumbuh-tumbuhan. Berikut tanda ekologikal yang adalah tempat berdaya angin yang baik termasuk:
1.        Arah cabang pohon yang melambai ditiup angin.
2.        Arah condong pohon, di mana batang pohon bengkok secara permanen mengikuti arah angin.
3.        Pangkasan angin yang menyebabkan pendeknya pohon secara tidak normal dengan ujung pohon seragam tingginya atau sama rata.
4.        Karpet pohon atau karpet semak, di mana vegetasi tidak pernah tumbuh melebihi semak-semak.
Daerah yang berhubungan dengan pantai besar sekali menyediakan beberapa tempat daya angin yang terbaik.Tempat karakteristik juga didiskusikan oleh Putnam (1948) dan Golding (1955).
Menurut Golding dan Stodhart (1949, 1952), potongan informasi tunggal yang paling berharga bahwa dapat diperoleh tentang sebuah tempat potensial daya angin adalah kurva durasi angin, yang diperoleh dari kurva kecepatan durasinya. (E.Wendell Hewson, 1998)
Gaya ini haris ditampung oleh poros dan bantalan. Gaya sentrifugal s yang menginggalkan titik tengah. Bila kipas bentuknya simetrik,  semua  gaya  sentrifugal s  akan  saling  meniadakan atau resultantenya sama dengan nol. Gaya tangensila t yang menghasilkan momen, bekerja tegak lurus pada radius dan yang merupakan gaya produktif.
Penggunaan tenaga angin diperkirakan dapat dilakukan untuk keperluan – keperluan seperti menggerakkan pompa air untuk irigasi, tambak ikan/ udang atau untuk mendapatkan air tawar bagi ternak, menggiling padi untuk memperoleh beras, menggergaji kayu dan membangkitkan tenaga listrik. Sebaliknya didaerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah.
Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara, berupa perpindahan udara dari kutub utara ke garis khatulistiwa menyusuri permukaan bumi dan sebaliknya, suatu perpindahan udara dari garis khatulistiwa kembali ke kutub utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Perpindahan udara seperti ini dikenal sebagai angin pasat. Dengan sendirinya hal yang serupa terjadi pula antara wilayah khatulistiwa dan kutub seatan.
Untuk pemanfaatan kincir angin bagi pembangkitan tenaga listrik skala kecil diperlukan sebuah pengatur tegangan oleh karena kecepatan angin yang berubah – ubah sehingga tegangan juga berubah. Diperlukan sebuah baterai untuk menyimpan energi karena sering terjadi angin
tidak bertiup. Bila angin tidak bertiup, perlu dicegah generator bekerja sebagai motor, oleh karena itu perlu pula  sebuah pemutus otomatik.
Sebuah pompa air yang digerakkan angin dalam bentuk lengkung m3 air per jam sebagai fungsi kecepatan angin.  Daya dari pada kipas angin sebagai fungsi kecepatan angin untuk tiga macam garis tengah sudu yaitu 5,10 dan 20 meter.
Efisiensi daripada sistem diperkirakan mencapai 20%. Data mengenai kecepatan angin dikumpulkan di Indonesia oleh Pusat Meteorologi dan Geofisika yang dari stasiun – stasiun yang tersebar. Angka – angka kecepatan angin rata- rata menurut bulan dalam tahun 1974, dalam km/jam di beberapa kota di jawa tercatat. Tinggi pengukuran adalah 10 meter di atas tanah. Dalam tahun 1968 itu oleh Institut Teknologi Bandung dibuat suatu protipe kincir angin yang dimaksudkan untuk pompa air.
 Garid tengah kipas ini   adalah 4,2 meter, tinggi menara 42 meter, kedalaman pompa 15 meter, dan kapasitas 20 m3 sehari. Pompa tersebut dipasang di pangarasan, jawa tengah. Kecepatan angin yang diukur adalah 12 km/jam, yang kadang- kadang dapat mencapai 40km/jam. Laboratorium Aero Hidrodinamika juga dari ITB dalam tahun 1973 mengadakan penelitian yang lebih mendalam. Studi dan percobaan – percobaan dibuat dengan rotor model Darieus, yang mempunyai poros vertikal kemudian dibuat desain dan kontruksi sebuah prototipe rotor dengan dua sudu. Bila angin tidak bertiup, perlu dicegah generator bekerja sebagai motor, oleh karena itu perlu  pula  sebuah pemutus  otomatik. Sebuah  pompa air  yang  digerakkan  angin dalam bentuk lengkung m3 air per jam sebagai fungsi kecepatan angin. (Kadir,1995)

BAB III


METODOLOGI PERCOBAAN

3.1  Peralatan dan Fungsi
1.      Pembangkit tenaga angin
Fungsi : untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
2.      Kipas
Fungsi : untuk memberikan daya angin atau sebagai sumber angin.
3.      2 Kabel (Merah dan Hitam)
Fungsi :untuk menghubungkan pembangkit tenaga angin ke USB perekam data.
4.      USB Perekam data
Fungsi :untuk merekam data dari pembangkit tenaga angin.
5.      Kabel USB
Fungsi : untuk menghubungkan USB perekam data ke komputer.
6.      Komputer yang telah terinstall Clean Energy Trainer
Fungsi : untuk membaca atau menunjukkan data yang diperoleh dari USB Perekam
data.

3.2  Prosedur Percobaan
1.      Hubungkan pembangkit tenaga angin ke USB perekam data.
2.      Hubungkan USB perekam data ke komputer dengan kabel USB.
3.      Jalankan perangkat lunak.
4.      Ikuti petunjuk dari perangkat lunak.
5.      Jika perlu, hubungkan kembali dengan pembangkit ke USB perekam.
6.      Klik pada tab “Wind Generator” (Pembangkit Tenaga Angin).
7.      Nyalakan kipas.
8.      Pilih mode operasi “Manual Mode” pada perangkat lunak.
9.      Ulangi percobaan dengan memvariasikan jumlah baling-baling kipas.
10.  Catat data yang diperoleh.


 DAFTAR PUSTAKA

Hewson,E. Wendell. 1998. “ENERGY TECHNOLOGY HANDBOOK”. New York :   
             Mc.GrawHill, Inc.
 Pages : 142-143, 155-157
Kadir,A.1995.”ENERGI ”.Edisi kedua. Jakarta: Universitas Indonesia-Press
             Halaman: 216- 231
Wildi,Theodore. 2002. “ELECTRICAL MACHINES, DRIVES, AND POWER SYSTEMS”.
 Fifth Edition. New Jersey : Pearson Education, Inc.
 Pages : 71-77

Tidak ada komentar:

Posting Komentar