BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seberkas sinar katoda dihasilkan oleh katoda dan anoda
dengan cara yang biasa dalam
tabung sangat vakum. Hal
tersebut memberikan kesimpulan bahwa elektron merupakan partikel fundamental
yang ada dalam semua atom, yang sampai sekarang terbukti kebenarannya bahwa
semua atom mengandung jumlah integral elektron. Jika suatu gas ditempatkan
dalam tabung kaca di antara dua keping penghantar listrik, dan diberi beda
potensial listrik di antara keduanya, maka arus akan melewati gas tadi, besarnya arus dapat
diukur dalam rangkaian eksternal yang menghubungkan kedua keping logam
tersebut. Ketika sebuah elektron bertumbukan dengan positron,
keduanya kemungkinan dapat saling berhambur
ataupun musnah
total.
Setelah perbandingan
muatan terhadap massa elektron ditentukan, maka diperlukan eksperimen
berikutnya untuk menentukan nilai dari muatan dan massa elektron, hal ini dapat ditentukan dengan melakukan praktikum
sehingga didapat nilai rasio muatan dan massa elektron secara praktek dengan
menggunakan alat tabung mata kucing. Dengan dilakukan praktikum ini kita juga
dapat melihat jejak elektron yang terdapat dalam tabung mata kucing.
1.2
Tujuan
1.
Untuk menentukan rasio
muatan dan massa elektron secara praktek (metode lain
dari pembelokan medan magnet) dengan menggunakan tabung yang sama.
dari pembelokan medan magnet) dengan menggunakan tabung yang sama.
2.
Untuk mengetahui
hubungan arus dengan jejak elektron.
3.
Untuk mengetahui cara
kerja atau prinsip kerja tabung mata kucing.
4.
Untuk
mengetahui hubungan antara floresensi dengan fosforesensi..
5.
Untuk mengetahui
aplikasi dari penentuan rasio e/m.
BAB II
DASAR TEORI
Elektron adalah partikel sebuah atom yang umumnya
ditulis sebagai e- dan bermuatan negatif. Elektron memiliki massa sekitar 1/1836 massa
proton.
Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang
diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Momentum
sudut (spin)
instrinsik elektron adalah setengah nilai integer dalam satuan yang berarti
bahwa ia termasuk fermion.
Ketika sebuah elektron bertumbukan dengan positron,
keduanya kemungkinan dapat saling berhambur ataupun musnah total, menghasilan
sepasang (atau lebih) foton
sinar gama.
Positron
disebut sebagai antipartikel elektron, yang identik dengan
elektron, tapi bermuatan positif. Elektron, yang termasuk ke dalam generasi
keluarga partikel lepton
pertama berpartisipasi dalam interaksi gravitasi,
interaksi elektromagnetik dan interaksi
lemah. Sama seperti semua materi, elektron dapat bertumbukan dengan
partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya karena elektron memiliki sifat bak
partikel maupun bak gelombang (dualitas gelombang-partikel). Oleh karena
elektron termasuk fermion, dua elektron berbeda tidak dapat menduduki keadaan
kuantum yang sama sesuai dengan asas pengecualian Pauli.
(http://www.scribd.com/doc/134828625/Rasio-Muatan-Dan-Massa-Elektron)
Elektron-elektron berputar
mengelilingi inti atom sebagaimana bumi berputar mengelilingi matahari. Karena adanya suatu gaya
tarik menuju inti yang mengandung proton (pembawa muatan positif) dalam jumlah
yang sama besar dengan jumlah elektron,
maka
elektron-elektron berada
pada satu kulit atau lebih, tertahan di lintasan-lintasan orbitalnya. Istilah yang diberikan untuk
aliran elektron-elektron (atau pembawa muatan negatif) adalah arus listrik. Aliran arus konvesional pada suatu rangkaian adalah titik dengan
potensial yang lebih positif ke titik dengan potensial negatif terbesar. Ketika
arus mengalir melalui sebuah konduktor, akan terbentuk suatu medan magnetik di
sekeliling konduktor tersebut. Karena muatan-muatan yang sejenis akan saling
tolak–menolak dan muatan-muatan yang berbeda jenis akan saling tarik-menarik,
elektron-elektron yang bermuatan negatif akan tertarik menuju proton-proton
yang bermuatan positif. Prinsip yang sama dapat diamati pada sofat
tarik-menarik antara dua magnet permanen, kedua kutub utara dari magnet-magnet
tersebut akan saling tolak-menolak sementara dua kutub utara dan kutub selatan
akan saling tarik-menarik.
Keberadaan medan magnetik itu
sendiri dapat
diketahui dengan menggunakan kompas (yang akan menyimpang dari posisi utara-elatan
yang merupakan posisi normalnya). Jika dua buah konduktor berarus diletakkan
berdekatan satu sama lainnya, medan magnet dari keduanya akan saling
berinteraksi sehingga konduktor-konduktor tersebut akan mengalami gaya
tarik-menarik atau gaya tolak-menolak (bergantung pada arah relatif dari arus
pada masing-masing konduktor).
Kekuatan
medan akan sebanding dengan arus yang dberikan dan berbanding terbalik dengan
jarak tegak lurus dari konduktor. Kekuatan medan magnet memperlihatkan seberapa
besar kerapatan dari fluks medan magnetik tersebut pada suatu titik tertentu. Maka
:
B =
……………………………………………………..(2.1)
Dimana
B adalah kerapatan fluks magnetik (dalam tesla), I adalah arus (dalam ampere), d
adalah jarak dari konduktor (dalam meter), dan k adalah konstanta. Dengan
mengasumsikan bahwa mediumnya adalah vakum atau ruang hampa, kerapatan dari
fluks magnetik akan diberikan oleh :
B =
………………………………………………………..(2.2)
Dimana
B adalah kerapatan fluks (dalam tesla),
adalah
permeabilitas ruang hampa (4π × 10-7 atau 12,57 × 10-7),
I adalah arus (dalam ampere) dan d adalah jarak dari pusat konduktor (dalam
meter).
(Michael Tooley, 2002)
Sebuah atom dipandang
mengandung Z elektron yang dibenamkan dalam suatu bola bermuatan positif
seragam. Muatan positif total
bola adalah Ze, massanya pada dasarnya adalah massa atom (massa elektron
terlalu ringan sehingga tidak banyak mempengaruhi massa atom), dan bahwa
jari-jari R bola ini adalah jari-jari atom pula. Model atom Thomson berhasil
menerangkan banyak sifat atom yang diketahui seperti: ukuran, massa, jumlah
elektron, dan kenetralan muatan elektrik. Model struktur atom pertama kali dikemukakan oleh J.J
Thomson, yang telah terkenal karena keberhasilannya mencirikan elektron dan
mengukur nisbah muatan terhadap massa (e/m) elektron. (Model ini sering kali
dikenal dengan nama model kue”puding prem”(plum pudding), karena
elektron-elektron tersebar di seluruh atom seperti halnya kismis yang tersebar
dalam kue puding prem atau roti kismis).
Gaya
pada sebuah elektron yang berjarak r dari pusat sebuah bola bermuatan positif
berjari-jari R dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus dasar
elektrostatik. Fraksi volume sebuah bola berjari-jari r dari volume keseluruhan
bola berjari-jari R sama dengan fraksi muatan dalam bola itu dari muatan Ze.
Jadi,
qdalam = Ze
=
……………………………………...(2.3)
Menurut hukum Gauss, medan elektrik pada
jarak r dapat dicari dari muatan total yang terkandung di dalam boa
berjari-jari r
=
qdalam....................................................................(
2.4)
Karena sifat simetri bola dari
persoalannya, medan elektrik E tetap nilainya di seluruh permukaan bola,
sehingga integralnya dapat langsung dihitung dengan hasil E.4
. Jadi,
E
=
………................................................................(2.5)
Dengan menggunakan persamaan (2.1) bagi
muatan total yang terkandung di dalam bola, kita peroleh :
E
=
r ……………………………………………….. (2.6)
Karena sebuah elektron dengan muatan e
menderita gaya sebesar F = eE, maka
F =
r
= kr ……………………………………………(2.7)
Dengan k =
, gaya ini cenderung
menarik elektron menuju pusat atom, sehingga hasilnya dapat memberantakkan
atom. Gaya tambahan
ini dipasok oleh gaya tolak-menolak antara elektron sehingga semua elektron
tetap dalam kesetimbangan mantap.
Oleh
karena itu, harus ada gaya lain, yang melawan tarikan elektrik ini agar semua
elektron dipertahankan tetap setimbang pada jari-jari r. Keadaan ini sama
seperti yang dialami sebuah benda bermassa m yang tergantung pada sebuah pegas
dengan tetapan pegas k, dalam medan gravitasi bumi. Gaya pegas yang dialami
benda, yang besarnya F= kx, berlawanan arah dengan tarikan gravitasi bumi, yang
besarnya F= mg. Bendanya setimbang di bawah tarikan kedua gaya yang berlawanan
arah itu. Jika bendanya kita pindahkan sedikit jauh dari kedudukan
setimbangnya, kemudian dilepaskan, ia akan bergetar (osilasi) dengan
frekuensi v = (1/2
)
. Oleh karena itu, kita
juga memperkirakan bahwa elektron-elektron dalam atom Thomson akan bergetar
sekitar kedudukan setimbangnya dengan frekuensi v = (1/2 )
dengan k adalah tetapan. Karena
muatan elektrik yang bergetar memancarkan gekombang electromagnet dengan
frekuensi yang sama dengan frekuensi getarnya, dapatlah kita perkirakan, bahwa
berdasarkan model Thomson, semua frekuensi radiasi yang dipancarkan atom akan
memperlihatkan frekuensi ciri khas ini.
Kesulitan
lain dari tafsiran ini muncul bilamana kita meninjau penyerapan radiasi oleh
atom. Tentunya kita
memperkirakan bahwa sebuah elektron dalam model atom Thomson memancarkan
radiasi pada frekuensi getarnya, dengan akibat amplitudo getarnya menurun, atau
menyerap suatu radiasi pada frekuensi yang sama pula, dengan akibat amplitudo
getarnya meningkat. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, ternyata seringkali
atom-atom tidak memancarkan atau menyerap radiasi pada frekuensi yang sama.
Kenyataan ini sulit diterangkan oleh model atom Thomson. Kegagalan mencolok
model atom Thomson muncul dari hamburan partikel (proyektil) bermuatan atom.
Tinjaulah gerak sebuah partikel bermuatan positif yang menerobos sebuah atom. Karena adanya
gaya elektrik dari atom terhadap partikel tersebut, maka lintasannya mengalami
pembelokan yang cukup berarti dari arah gerak semulanya. Gaya-gaya tersebut
adalah (1) gaya tolak yang ditimbulkan muatan positif atom dan (2) gaya tarik
oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif.
Kita menganggap bahwa
massa partikel yang dibelokkan tersebut lebih besar daripada massa elektron, tetapi
lebih kecil daripada massa atom. Pada peristiwa interaksi antara partikel
dengan sebuah elektron, gaya tari-menarik antara keduanya tentulah sama besar
(menurut hokum ketiga newton), sehingga yang terutama merasakan akibatnya
adalah elektron yang massanya jauh lebih kecil,sedangkan efeknya pada proyektil
dapatlah diabaikan. (Bayangkan sebuah bola bowling yang menggelinding menerobos
sekumpulan bola ping-pong). Karena itu, hanyalah muatan positif atom yang perlu
kita tinjau sebagai penyebab pembelokan lintasan partikel. Semua atom
mengandung elektron bermuatan negatif, namun netral. Pembelokan
lintasan sebuah partikel, yang bergerak dengan laju v (kita menganggap v
<< sehingga dengan menggunakan mekanika tek relativistik, K = ½ mv2)
sepanjang sebuah garis lurus berjarak b dari pusat atom seandainya tidak
dibelokkan. Dengan alasan yang sama, kita abaikan pula gerak
atom, yang lebih besar massanya, sebagai akibat pengaruh proyektil bermuatan
yang lewat tersebut. Dengan demikian, percobaan kita adalah hamburan sebuah
partikel bermuatan positif oleh bagian atom yang paling padat dan bermuatan
positif dalam keadaan diam.
(
Kenneth S.Krane, 2011 )
Sebuah
partikel bermuatan q coulomb pada titik A, dimana potensialnya adalah ФA. Partikel
bergerak dari A ke B, dimana potensialnya adalah ФB. Anggap bahwa
kecepatan awal partikel di A adalah Vo kemudian kecepan di B adalah
V. Dimana
V memenuhi persamaan berikut:
1/2mv2
= 1/2mvo2 + q(ФA-ФB) ………………..………………….(2.8)
(energi
kinetik di B bila q berjalan dari A ke B)
Ingat
bahwa persamaan (2.8)
diperoleh berdasarkan prinsip kekekalan energi. Kecepatan v dapat diperoleh
dari persamaan ini tanpa perlu mengetahui rincian gaya pada partikel bermuatan.
Dalam subbab ini kita menghitung gaya Lorentz dan kemudian menggunakan hukum N
ewton untuk mencari lintasan dari partikel bermuatan sehingga menunjukkan
bahwa, jika fungsi potensial diketahui dari medan E dan jika perhitungan
lintasan diperlukan, kecepatan dari sebuah partikel bermuatan dapat
diperkirakan secara langsung, Energi
kinetik dari partikel bermuatan di titik A sama dengan energi potensial
qVdimana partikel berhenti agar dapat mencapai kecepatan akhirnya v, jadi
1/2 mv2 = qV ……………………………………………….... (2.9)
Yang
menghasilkan
v
=
……………………………………..…………………….
(2.10)
untuk sebuah elektron dengan
muatan q = -1,6 × 10-19 C dan massa m = 9,11 × 10-31 kg
yang bergerak melalui beda potensial V = -100 volt, kecepatan elektronnya akan
menjadi v = 5,93 × 106 m/s kita juga harus mengingat bahwa, jika v
mendekati kecepatan cahaya, kita harus memperhitungkan efek relativitas. Massa
elektron akan menjadi m(1 - v2/c2)-1/2, dimana
c adalah kecepatan cahaya.
Dalam satuan SI, energi dinyatakan dalam Joule. Satuan
ini terlalu besar untuk diterapkan dalam fisika atom. Satu elektronvolt adalah
satu satuan energi yang didapat oleh sebuah electron setelah melintasi sebuah
potensial sebesar satu volt. 1 eV = -1.6 x 10-19 J.
(Liang Chi Sheng,
2001)
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Fungsi
1.
Tabung mata kucing
Fungsi : sebagai tempat untuk melihat terjadinya penyimpangan
jejak elektron.
2.
Kumparan
Fungsi : untuk membangkitkan medan magnetik didalam tabung mata kucing.
3.
Ammeter
Fungsi : sebagai mengukur besarnya arus pada rangkaian.
4.
PSA
Fungsi : sebagai sumber tegangan pada rangkaian.
5.
Wayer – wayer
Fungsi : sebagai penghubung antara
peralatan satu dengan peralatan yang lain.
6.
EHT (Earth High Tention)
Fungsi :
sebagai pembangkitkan tegangan tinggi
pada rangkaian
7.
LT (Low Tention)
Fungsi : sebagai pembangkit
tegangan rendah pada rangkaian
8.
Penggaris
Fungsi : untuk mengukur jejak
penyimpangan elektron
9.
Cok sambung
Fungsi : sebagai pembagi
sumber tegangan dari PLN
10. Multimeter
Fungsi : untuk mengukur arus
dan tegangan yang mengalir
11. Tissue
Gulung
Fungsi : untuk membersihkan
semua peralatan
12. Voltmeter
Fungsi : sebagai pengukur tegangan
3.2 Prosedur
1. Dibuat rangkaian peralatan
seperti gamabar di bawah ini:
2. Dihubungkan
EHT (6 kv) dengan anoda pada tabung mata kucing
3. Dihubungkan
LT (3kv) dengan katoda pada tabung mata kucing sehingga di dapat
perbedaan
tegangan antara katoda dengan anoda.
4. Dipasang
kumparan pada tabung mata kucing agar terdapat beda potensial pada
rangkaian.
5. Dihubungkan
PSA, LT dengan EHT sehingga terdapat medan elektromagnetik pada
tabung
mata kucing
6. Dihidupkan
PSA
7. Dihidupkan
LT (3kv)
8. Dihidupkan
EHT (6kv) sehingga dimulai tampak jejak elektron.
9. Diatur
arus dengan menggunakan ammeter dengan kelipatan 10 mA.
10. Diukur
perubahan arus setiap pertambahan arus 10 mA.
11. Diukur jejak penyimpangan
elektron setiap pertambahan 10 mA, dengan
menggunakan
penggaris.
12. Dilakukan percobaan tersebut
sebanyak 2 kali.
13. Dicatat hasil percobaan pada
data percobaan.
3.3 Gambar
(Terlampir)
DAFTAR PUSTAKA
Krane, Kenneth
S. 2011.
“FISIKA MODERN” . Jakarta : Universitas
Indonesia.
Halaman
:221-224.
Sheng, Liang C. 2001.
“APLIKASI ELEKROMAGNETIK”.Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Halaman :49-50.
Tooley, Michael. 1994.
“RANGKAIAN ELEKTRONIK”Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Halaman :5-12.
http://www.scribd.com/doc/134828625/Rasio-Muatan-Dan-Massa-Elektron
Tanggal Akses : 12 November 2013
Pukul : 19.25 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar