BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Niels Bohr memperkenalkan model atom pada
tahun 1913. Menurut model Bohr, sebuah atom terpencil terdiri dari inti atom
positif dimana elektron didistribusikan di sekitar lintasan yang
berturut-turut. Dia juga menyatakan bahwa lintasan elektron memiliki sudut
momentum yang merupakan integral lipatan dari h/2π dimana h adalah konstanta
Planck.
Model
Bohr juga mampu memprediksikan energi total dari sebuah elektron atom. Meskipun
tidak perlu berusaha untuk memperoleh pernyataan yang sama selama elektron
berada dalam multielektron atom, itu jelas bahwa menurut model energi total
dari masing-masing elektron juga akan diukur dan, akibatnya, hal yang sama
haruslah benar pada daya muat energi total dari sebuah atom. Ini terlihat masuk akal dari model
Bohr yang hanya dikarenakan elektron-elektron bisa melakukan peralihan menurun
dari keadaan energi yang lebih tinggi ke yang lebih rendah, mereka bisa mengeksitasi
ke keadaan energi yang lebih tinggi dengan penyerapan justru besarnya energi menunjukkan
perbedaan antara keadaan yang lebih rendah dan yang lebih tinggi.
James
Franck dan Gustav Hertz menunjukkan bahwa hal ini tentu saja merupakan kasus
dalam percobaan yang berderet pada tahun 1913; tahun yang sama di saat Bohr mengajukan
modelnya. Franck dan Hertz menggunakan sebuah berkas cahaya yang mempercepat
elektron untuk mengukur energi yang ada di elektron pada keadaan dasar dari gas
merkuri ke keadaan tereksitasi pertama.
1.2. Tujuan
1. Untuk
memperlihatkan secara langsung kebenaran teori kuantum bahwa tenaga electron
atom itu bertingkat-tingkat (terkuantitasi).
2. Untuk menentukan
tegangan eksitasi atom gas Neon dan panjang gelombang foton yang dipancarkan.
3. Untuk mengetahui
aplikasi dari percobaan Franck-Hertz.
4. Untuk mengetahui
gambaran sederhana mengenai percobaan Franck-Hertz.
5. Untuk mengetahui
bagaimana cara pembentukan cincin sinar katoda di dalam tabung gas Neon.
BAB II
DASAR TEORI
Revolusioner
mengubah pemahaman tentang fenomena mikroskopis yang mendapat tempat selama 27
tahun pertama pada abad ke-20 yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam
sejarah ilmu pengetahuan alam. Tidak hanya menyaksikan banyaknya limitasi dari
validitas fisika klasik, akan tetapi bisa pula menemukan teori alternatif yang
menggantikan teori fisika klasik menjadi jauh lebih beranekaragam dalam
kesempatan dan jauh lebih beranekaragam dalam jajaran pemakaiannya.
Cara yang paling tradisional untuk
memulai sebuah pelajaran mekanika kuantum adalah mengikuti perkembangan
sejarahnya – hukum radiasi Planck, model atom Bohr, dan seterusnya – bersama
dengan hati-hati menganalisis beberapa kunci percobaan seperti efek Compton,
dan percobaan Franck-Hertz.
(J.J.Sakurai, 1985)
Pada
tahun 1914, J.Franck dan G.Hertz melaporkan sebuah percobaan luwes yang tak
biasa yang membuktikan bahwa energi mekanik, seperti energi elektromagnetik,
diserap oleh atom-atom dalam kuantitas yang berlainan. Karena begitu sederhana
dan meyakinkan, maka percobaan ini berhak mendapatkan sedikit pertimbangan yang
terperinci.
Peralatan
yang dipergunakan oleh Franck dan Hertz
terdiri dari sebuah kabel pemanas listrik yang ditempatkan sejajar dengan sumbu
pada jaringan silinder, yang mana dikelilingi oleh sebuah pengumpul. Alat
tersebut ditempatkan dalam pagar yang berisi dengan uap air merkuri. Suatu
tegangan yang dipercepat berada diantara pemanas dan jaringan, sedangkan suatu
tegangan yang diperlambat berada diantara jaringan dan pengumpul.
Dari
bermacam pengumpul arus dengan tegangan yang diperlambat, energi elektron yang
telah melewati uap air merkuri dapat ditentukan. Itu menandakan bahwa elektron
yang energi totalnya lebih kecil dari 4,9 ev tidak dapat dideteksi setelan
tubrukan dengan atom merkuri. Banyak tubrukan antara energi terendah elektron
dan atom dari uap air seharusnya mengalami lenting sempurna, yang tidak
memberikan energi terhadap atom terkecuali untuk lompatan yang dapat diabaikan.
Namun, ketika percepatan potensial meningkat di atas 4,9 volt, tubrukan tanpa
lentingan terjadi dekat jaringan, yang berarti elektron menyerahkan seluruh
energi kinetik mereka kepada atom merkuri. Setelah kehilangan energi mereka
pada tubrukan tanpa lentingan, electron tidak mampu melewati ruang yang
dipersempit, dan pengumpul arus bernilai minimum.
Sebuah
peningkatan yang jauh pada tegangan yang dipecepat menggerakkan area dimana
elektron mencapai energi kritis sebesar 4,9 ev mendekat ke pusat kabel. Setelah
mencapai energi kritis dan kehilangan energi kinetic saat tubrukan, elektron
dapat mengambil energi baru sekarang sambil menuju ke jaringan, jadi pengumpul
arus meningkat lagi. Sebuah arus minimum kedua yang dihasilkan dengan adanya
percepatan potensial kira-kira 10 volt, seharusnya berada pada area kedua dari
tubrukan tanpa lentingan di sekitar jaringan. Dari hasil percobaan ditunjukkan
bahwa atom merkuri menyerap energi mekanik sebanyak 4,9 ev.
Pertanyaan
yang segera muncul adalah apakah atom akan kembali meradiasi kuantitas dari
energi yang sama. Frekuensi dari radiasi yang dipancarkan akan menjadi 1,18 x
1015 sec-1, yang mana dapat disesuaikan terhadap cahaya
ultraviolet yang memiliki panjang gelombang sebesar 2530 Å. Franck dan Hertz mengulang percobaan mereka
pada seperempat wadah, menembus radiasi ultraviolet, dan menggambarkan
pemancaran spektrum dari uap air merkuri. Sebuah garis tajam tampak pada 2536
Å, sesuai dengan nilai perhitungan dalam limit error.
Suatu
perubahan energi kuantum alami diakui, fisikawan teoritis dihadapkan dengan
tugas yang menyarankan suatu mekanisme dari banyaknya penyerapan dan
pengeluaran yang sesuai dengan keterangan spektroskopis. Tentu saja mekanisme
ini sangat bergantung pada sebuah model atom yang memuaskan. Informasi yang
paling penting dari struktur atom ditemukan oleh Rutherford pada tahun 1911.
Dalam sebuah kertas lama, Rutherford menganalisis hasil percobaan dari Geiger
dan Marsden dengan sejumlah kecil partikel alpa dari kertas logam tipis.
Percobaan ini menunjukkan bahwa sedikit peristiwa dari partikel alpa (dalam hal
ini 20.000) didefleksikan pada sudut rata-rata
bernilai 90o melewati sebuah kertas emas tipis (4 x 10-5
cm). Rutherford menganggap bahwa lebar defleksi dihasilkan dalam suatu
pertemuan tunggal dari sebuah partikel alpa dengan atom, dikarenakan
perhitungan sebelumnya mendasar pada perkalian sejumlah kecil partikel alpa
yang tidak memberikan hasil yang memuaskan. Dia menunjukkan bahwa hasil
percobaan dapat dijelaskan jika atom dianggap terdiri dari harga positif yang
kuat atau negatif dari pusat, memfokuskan jarak yang kurang dari 3 x 10-12
cm dan dikelilingi oleh sebuah bidang elektrifikasi yang harganya berlawanan
memperpanjang seluruh sisa dari atom, sebagai contoh, untuk jarak yang
kira-kira sepanjang 10-8 cm. Kemudian sejumlah kecil partikel alpa
dapat dianggap pokok harga dari pusat atau inti, yang akan menyebabkan partikel
alpa menggambarkan garis edar hiperbola dengan pusat dari atom sebagai satuan
fokus.
Geiger dan Marsden dapat menghitung
dari data mereka bahwa harga inti atom diperkirakan setengah dari berat atom
tersebut. Ini sangat menarik untuk dicatat bahwa sebuah inti atom telah siap
dipertimbangkan secara matematik oleh Nagaoka pada tahub 1904, tetapi itu
merupakan analisis Rutherford yang menetapkan konsep ini sebagai fakta dari
percobaan yang telah dilakukan. Masalah segera muncul, biarpun, memperhatikan
stabilitas dari suatu system.
Pada
tahun 1913, Niels Bohr dapat memecahkan
pertanyaan stabilitas dari atom Rutherford. Bohr merumuskan sebuah teori
struktur atom baru secara lengkap, berdasarkan dalil-dalil yang pada dasarnya
menyimpang dari pola fisika klasik. Bohr bekerja di konstitusi yang merupakan
salah satu perusahaan yang paling cemerlang di fisika modern dan merupakan
dasar dalam perkembangan teori kuantum.
Dalam
dalil pertamanya, Bohr menganggap adanya keadaan yang tak seimbang pada atom,
dengan elektron-elektron yang bergerak di sekitar inti positif pada lintasan
yang mana dapat dihitung dari teori klasik. Dalam hal yang sederhana, atom
hidrogen, sebuah elektron tunggal dianggap menggambarkan suatu lingkaran, atau
elips dengan inti pada satuan fokus. Energi total atom pada keadaan tetap
berlawanan dengan perubahan klasik elektron yang tidak diradiasi.
(John L. Powell dan Bernd Crasemann,
1961)
Teori
Planck dalam radiasi benda hitam juga memprediksikan bahwa dalam proses emisi
dan absorpsi dari radiasi, atom yang ada di dinding berlubang bertindak dahulu
karena mereka mengukur keadaan energi. Oleh sebab itu, menurut teori kuantum
lama, setiap atom hanya mampu memisahkan keadaan energi yang berlainan.
Pengesahan langsung bahwa keadaan
energi dalam atom yang diukur berasal dari sebuah percobaan sederhana yang
dilakukan oleh Franck dan Hertz pada tahun 1914. Elektron dipancarkan dengan
panas pada energi rendah dari pemanas katoda C. Mereka dibawa ke anoda A oleh
sebuah beda potensial V yang diterapkan diantara dua elektroda. Beberapa
elektron melewati lubang di A dan melintasi pelat P, asal saja energi kinetik
mereka meninggalkan A sudah cukup mengatasi perlambatan beda potensial V yang kecil,
berada diantara P dan A. Seluruh tabung diisikan pada tekanan rendah dengan
sebuah gas atau uap air dari atom yang diteliti. Percobaan melibatkan kadar
arus elektron yang mencapai P (ditunjukkan oleh arus I yang mengalir pada alat
ukur) sebagai sebuah fungsi dari percepatan tegangan V.
Percobaan pertama dilakukan dengan
tabung yang berisikan uap air Hg. Pada percepatan tegangan yang rendah, arus I
dijalankan agar meningkat dengan peningkatan tegangan V. Ketika V mencapai 4,9
V, arus jatuh secara tiba-tiba atau curam atau terjal. Ini ditafsirkan sebagai
petunjuk bahwa beberapa interaksi antara elektron dan atom Hg dengan tiba-tiba
mulai mencapai 4,9 eV pada energi kinetik elektronnya. Ternyata sebuah pecahan
yang penting dari elektron membangkitkan energi atom Hg ini dan juga kehilangan
seluruh energi kinetik mereka. Jika V hanya sedikit dari banyaknya energi
kinetik sebesar 4,9 V, proses eksitasi
pasti hanya terjadi di depan ANODA a, dan setelah proses elektron tidak dapat
mencapai energi kinetik yang cukup jatuh ke arah A untuk mengatasi perlambatan
tegangan VP dan mencapai pelat P. Pada besaran V, elektron dapat
mencapai energi kinetik yang cukup setelah proses eksitasi mengatasi VP
dan mencapai P. Ketajaman dari perubahan kurva menunjukkan bahwa energi
elektron kurang dari 4,9 eV tidak dapat memindahkan energi mereka ke sebuah
atom Hg. Tafsiran ini sesuai dengan adanya keadaan energi yang berlainan
terhadap atom Hg. Anggapan pertama yang membangkitkan keadaan Hg menjadi 4,9 eV
lebih tinggi pada energi dibandingkan keadaan yang mula-mula, sebuah atom Hg
yang sederhana tidak bisa menerima energi dari serangan elektron kecuali kalau
elektron ini setidak-tidaknya mencapai 4,9 eV.
Sekarang, jika pemisahan antara keadaan
mula-mula dan keadaan pertama yang membangkitkan secara tepat 4,9 eV,
seharusnya ada sebuah garis pada spektrum emisi Hg yang sesuai dengan hilangnya
nilai atom sebesar 4,9 eV melalui peralihan dari keadaan pertama yang
membangkitkan ke keadaan mula-mula. Franck dan Hertz menemukan bahwa ketika
energi dari serangan elektron kurang dari 4,9 eV tidak ada garis nyata yang
dipancarkan dari uap air Hg dalam tabung, dan ketika energi tidak lebih sedikit
dari jumlah volt elektron yang lebih tinggi maka nilai ini hanya sebuah garis
tunggal dilihat dari spektrum. Garis ini memiliki panjang gelombang 2536 Å,
yang mana sangatlah tepat dan sesuai dengan energi foton sebesar 4,9 eV.
Percobaan Franck-Hertz memberikan
bukti yang menyolok bagi banyaknya jumlah energi dari atom. Itu juga menetapkan
sebuah cara untuk pengukuran langsung perbedaan energi antara keadaan kuantum
suatu atom – jawaban tampak pada voltmeter! Ketika kurva I vs V dipanjangkan ke
tegangan yang lebih tinggi, penambahan perubahan ditemukan. Beberapa elektron
mengeksitasi keadaan tereksitasi atom pada banyaknya peristiwa pemisahan
sepanjang perjalanan merka dari C menuju ke A; tetapi beberapa eksitasi yang
seharusnya lebih tinggi mengeksitasi keadaan, dan dari posisi kisi, perbedaan
energy diantara keadaan tereksitasi yang lebih tinggi ke keadaan dasar dapat
diukur secara langsung.
Metode eksperimen yang lain
menetapkan pemisahan antara keadaan energy dari sebuah atom adalah untuk
mengukur spectrum atomnya dan kemudian secara empiris untuk membangun suatu
kumpulan dari keadaan energy yang mana menggiring spectrum. Dalam praktiknya,
ini sering menyulitkan untuk dilakukan karena kumpulan garis terdapat pada
spectrum, sama halnya dengan kumpulan dari keadaan energy yang sering sangat
rumit; biarpun, pada umumnya dengan semua teknik spektrokopis, itu merupakan
metode yang sangat akurat. Dalam semua hal yang mana penetapan pemisahan
diantara keadaan energy atom dibuat pasti, menggunakan kedua teknik ini dan
teknik Franck-Hertz, hasil yang ditemukan menjadi persetujuan yang unggul.
Pemisahan antara keadaan dasar dan
keadaan tereksitasi pertama dan kedua diketahui, dari percobaan Franck-Hertz,
ialah 4,9 eV dan 6,7 eV. Bilangan ini dapat disahkan, dan dalam fakta yang
ditetapkan dengan ketelitian yang tinggi, oleh pengukuran panjang gelombang
dari dua garis spectral yang sesuai untuk peralihan sebuah electron dalam atom
Hg dari dua keadaan ini ke keadaan dasar. Energy ɛ = -10,4 eV, dari keadaan dasar yang relative ke keadaan nol
suatu energy total, tidak ditentukan oleh percobaan Franck-Hertz. Biarpun itu
dapat ditemukan oleh pengukuran panjang gelombang dari garis yang sesuai untuk
peralihan sebuah atom electron dari
keadaan nol suatu energy total ke keadaan dasar. Ini adalah rentetan limit dari
rangkaian yang berakhir pada keadaan dasar. Energy ɛ juga dapat diukur oleh pengukuran energy yang harus disediakan
sebuah atom Hg supaya mengirim satu elektronnya
dari keadaan dasar ke keadaan nol suatu energy total. Dikarenakan
electron dari nol energy total tidak sampai melewati batas atom, ɛ merupakan energy yang hendak
mengionisasikan atom dan oleh karena itu, ɛ disebut energy ionisasi.
(Robert Eisberg dan Robert Resnick,
1974)
Gejala
ionisai ditandai oleh meningkatnya kuat arus anoda secara drastik. Elektron ini
tidak akan mampu lagi mencapai anoda jika tenaga sisanya kurang dari tenaga
penghalang, sehingga terjadi pemerosotan arus anoda. Bila tegangan kisi
dinaikkan lagi lebih lanjut, maka arus anoda akan naik lagi, tetapi kemudian
merosot lagi bila tegangan kisi sama dengan kelipatan bulat tegangan eksitasi
(Ve).
Energi eksitasi atom merupakan
perkalian antara tegangan eksitasi atom (Ve) dengan muatan elektron (e).
Eeks = e Ve …………………………………………………………….. (1)
Energi ini digunakan untuk memancarkan
foton yang memiliki panjang gelombang λ, yang terkait dengan persamaan energi
foton.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Peralatan dan Fungsi
1.
Franck-Hertz Apparatus (No. seri osk 5221 Ogawa Seiki, Ltd, Jerman).
Fungsi:
untuk
mengatur tegangan input (otomatis dan manual) tegangan eksitasi.
Terdiri dari:
- Pesawat
Franck-Hertz.
Fungsi:
sebagai rangkaian untuk tabung pelucutan.
-
Tabung pelucutan
Fungsi: untuk membuktikan cincin pada
gas yang membentuk orbital atom-atom neon.
- Banana cables.
Fungsi
: untuk menghubungkan Apparatus Franck-Hertz dengan pesawat Franck-
Hertz.
2. Seperangkat
Komputer.
Terdiri dari:
-
CPU
Fungsi:
sebagai prosesor perangkat keras dari sensor cassy untuk menyimpan data.
-
Monitor
Fungsi:
untuk menampilkan data, grafik, serta pengaturan otomatis pada sensor.
-
Keyboard
Fungsi:
untuk memasukkan nama data dan grafik.
-
Mouse
Fungsi:
untuk mengarahkan kursor.
3.
Sensor Cassy.
Fungsi:
untuk mendeteksi tegangan eksitasi (U2) dan waktu yang dibutuhkan
dalam pembentukan cincin pada tabung pelucutan.
4.
UPS.
Fungsi:
untuk menyalurkan tegangan pada semua peralatan.
5.
Adaptor.
Fungsi:
untuk menurunkan tegangan tinggi ke rendah sesuai yang dibutuhkan.
6.
Kabel.
Terdiri
dari:
-
Kabel USB.
Fungsi:
untuk menghubungkan mouse, keyboard, dan sensor ke CPU.
-
Kabel
Fungsi:
untuk menghubungkan sensor dengan Apparatus Franck-Hertz.
-
Kabel (cok sambung).
Fungsi:
untuk menghubungkan UPS ke adaptor.
3.2
Prosedur Percobaaan
1. Dipersiapkan
semua peralatan
2. Dirakit
perangkat
3. Dihubungkan
perangkat yang sudah di rakit ke arus PLN
4. Dihidupkan
adaptor
5. Dihidupkan
CPU kemudian monitor akan hidup secara otomatis
6. Dihidupkan
perangkat Franck-Herz
7. Dihubungkan
sensor Cassy ke arus listrik
8. Di
klik ikon Cassy Lab 2 yang ada di monitor kemudian akan muncul XY Recorder
9. Ditentukan
XY Recorder dengan ketentuan yang pertama di klik adalah sumbu X
10. Ditentukan
range untuk UB1 dan UA1
11. Ditentukan
tegangan untuk U1 dan U3
12. Diklik
start untuk memulai
13. Dilihat
terbentuknya cincin pertama, kedua, dan ketiga
14. Dicatat
tegangan pada setiap terbentuknya cincin
15. Di
stop jika sudah terlihat cincin ketiga
16. Dilihat
dan ditentukan puncak grafik
17. Dicatat
tegangan puncak (U2)
18. Disimpan
data ke komputer
19. Dicetak
grafik dan tabel
20. Di
ulangi percobaan 8-17 pada praktikan lainnya
3.3 Gambar
Terlampir.
3.4
Diagram Alir
DAFTAR REFERENSI
Eisberg, Robert. 1974. “QUANTUM PHYSICS OF ATOM,
MOLECULES, SOLIDS, NUCLEI,
AND PARTICLES”. Second Edition. John
Wiley & Sons : United States of America.
Pages
: 107-110
Powell, John L. 1961. “QUANTUM MECHANICS”.
Addison-Wesley Publishing Company :
United States of
America.
Pages : 11-15
Sakurai, J.J. 1985. “MODERN QUANTUM MECHANICS”. The
Benjamin/Cummings
Publishing
Company : Canada.
Page
: 1
Diakses
Tanggal: 24/09/2013
Pukul : 18:45
Diakses
Tanggal: 24/09/2013
Pukul : 18:56
Diakses Tanggal: 24/09/2013
Pukul
: 19:02
Medan, 25
September 2013
Asisten, Pratikan,
(Kartika Sari) (Josapat
Simangunsong)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar