BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Newton menyatakan hukum tentang gravitasi
universal yang merupakan sebuah hasil pemikiran yang timbul berdasarkan
pengamatannya terhadap buah apel yang jatuh dari pohonnya ke tanah, dengan menyimpulkan
bahwa setiap partikel materi di jagat raya melakukan tarikan terhadap setiap
partikel lainnya dengan suatu gaya yang berbanding langsung dengan hasil kali
massa partikel-partikel itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang
memisahkannya.
Definisi
massa mengacu dari Hukum II Newton ketika benda bermassa tetap. Hukum itu
melibatkan 3 buah besaran, yaitu gaya, massa, dan percepatan. Namun besaran
massa bersifat bebas dan besaran gaya. Hubungan antara ketiga besaran itu bisa
dicontohkan sebagai berikut ini. Ketika gaya sebesar F (yang tetap) bekerja pada massa standar mo sehingga mo
bergerak pada perlajuan ao,
dan ketika F bekerja pada benda lain
bermassa m1 maka
perlajuannya a1. Artinya,
ketika massa benda kecil maka benda mudah digerakkan dan kalau sudah bergerak
mudah dihentikan. Sebaliknya, ketika massa itu besar, kalau diam bersifat sukar
digerakkan dan kalau bergerak sukar dihentikan. Demikian juga,
partikel kedua mengerahkan sebuah gaya pada partikel pertama yang diarahkan
menuju partikel kedua sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel
tersebut.
Newton menganggap
tiap-tiap partikel bumi sebagai penyumbang tarikan gravitasi yang dihasilkan
oleh bumi kepada benda-benda lain. Dia membuat anggapan yang berani dengan
dipandu oleh hukum ketiga Kepler, yakni percepatan dari sebuah benda yang jatuh
adalah berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya dari bumi menyatakan bahwa
massa bumi dapat diperlakukan seakan-akan semua massa tersebut terkonsentrasi
pada pusatnya. Sehingga dalam pratikum kali ini dilakukan percobaan bandul
untuk membuktikan teori gravitasi Newton tersebut.
1.2. Tujuan
1. Untuk
mengetahui besar gaya gravitasi di ruang pratikum Laboratorium Fisika Atom.
2. Untuk
mengetahui variasi gaya partikel di dalam bumi ketika udara ditiadakan.
3. Untuk
mengerti dan mengetahui hukum newton tentang gravitasi dan gravitasi universal
baik secara sistematik dan secara hukum.
4. Untuk
mengetahui perbedaan simbol G dan g.
BAB
II
DASAR
TEORI
Mula-mula, gaya-gaya gravitasi di antara
dua pertikel adalah suatu pasangan aksi-reaksi. Partikel pertama mengerahkan
sebuah gaya pada partikel kedua yang diarahkan menuju partikel pertama
sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel tersebut. Demikian juga,
partikel kedua mengerahkan sebuah gaya pada partikel pertama yang diarahkan
menuju partikel kedua sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel
tersebut. Besarnya gaya-gaya ini adalah sama tapi arahnya berlawanan.
Gaya di antara sebarang
dua partikel yang mempunyai massa m1
dan massa m2 yang
dipisahkan oleh suatu jarak r adalah
suatu tarikan yang bekerja sepanjang garis yang menghubungkan partikel-partikel
tersebut dan yang besarnya adalah
F
= G …………...………………………………………………………………
(1)
di mana G adalah sebuah konstanta universal yang mempunyai nilai yang sama
untuk semua pasangan partikel.
Inilah
hukum Newton mengenai gravitasi universal. Hukum ini bukanlah sebuah persamaan
yang mendefinisikan untuk salah satu kuantitas-kuantitas fisis (gaya, massa,
atau panjang) yang terkandung di dalam hukum tersebut. Menurut mekanika klasik,
gaya didefinisikan dari hukum kedua Newton, F
= ma. Akan tetapi, intisari hukum ini adalah anggapan bahwa gaya pada
sebuah partikel, yang didefinisikan demikian, dapat dihubungkan secara
sederhana kepada sifat-sifat yang dapat diukur dari partikel tersebut dan
lingkungannya, yakni, anggapan terdapatnya hukum-hukum gaya yang sederhana. Hukum
gravitasi universal adalah sebuah hukum yang sangat sederhana.
Konstanta universal G janganlah dikacaukan dengan g yang menyatakan percepatan sebuah
benda yang berasal dari tarikan gravitasi bumi pada benda tersebut. Konstanta G mempunyai dimensi L3/MT2 dan adalah sebuah besaran
skalar; g mempunyai dimensi L/T2, dan adalah sebuah
besaran vektor, dan bukan bersifat konstan maupun universal. Konstanta G haruslah dicari dari sebuah
eksperimen. Sekali G telah ditentukan
untuk sepasang benda, maka kita dapat menggunakan nilai tersebut di dalam hukum
gravitasi untuk menentukan gaya-gaya gravitasi di antara sebarang pasangan
benda yang lain. Pada umumnya, adalah tak benar untuk menganggap bahwa semua
massa sebuah benda dapat dikonsentrasikan di pusat massanya untuk tujuan
perhitungan gravitasi. Persamaan 1 menyatakan gaya di antara partikel-partikel
massa. Jika kita ingin menentukan gaya di antara benda-benda yang diperbesar
ukurannya, seperti misalnya bumi dan bulan, maka kita harus menganggap setiap
benda sebagai yang diuraikan menjadi partikel-partikel. Maka interaksi di
antara semua partikel haruslah dihitung.
Kita dapat menyatakan
hukum gravitasi universal di dalam bentuk vektor. Misalkan vektor pergeseran r12 menunjuk dari partikel
yang massanya m1 ke
partikel yang massanya m2.
Gaya gravitasi F21, yang
dikerahkan pada m2 oleh m1, arah dan besarnya diberikan
oleh hubungan vektor
F21
= -
G ……………………………………………………………………….
(2)
di mana
r12 adalah besarnya
r12 : Tanda negative di
dalam Persamaan 2 memperlihatkan F21
menunjuk di dalam arah yang berlawanan dengan r12 ; yakin, gaya gravitasi adalah bersifat
tarik-menarik, dan m2
merasakan sebuah gaya yang diarahkan menuju m1.
Yang
termasuk di dalam hukum gravitasi universal adalah sebuah pemikiran bahwa gaya
gravitasi di antara dua partikel-partikel adalah tak tergantung dari kehadiran
benda-benda lain atau sifat-sifat ruang yang mengantari partikel-partikel
tersebut. Benarnya pemikiran ini bergantung pada benarnya deduksi-deduksi yang
menggunakan pemikiran tersebut dan sebegitu jauh telah terbukti kebenarannya.
Kenyataan ini telah digunakan oleh beberapa orang untuk mengenyampingkan
kemungkinan adanya “tabir gravitasi” (“gravity
screens”). Konstanta G dapat ditentukan dengan metode penyimpangan maksimum
yang digunakan untuk penjelasan eksperimental dari hukum Newton mengenai
gravitasi universal. Maka untuk menentukan nilai G kita perlu mengukur gaya
tarikan di antara dua massa yang diketahui.
Pengukuran
yang teliti telah dibuat untuk pertama kalinya oleh Lord Cavendish di dalam
tahun 1798 dengan mengikatkan dua bola kecil yang masing-masing mempunyai massa
m ke ujung-ujung sebuah tongkat yang
ringan sebagai eksperimennya. “Dumbel” yang tegar itu digantungkan, dengan
sumbunya di dalam arah horizontal, oleh sebuah serat vertikal yang halus. Dua
bola besar yang masing-masing mempunyai massa M ditempatkan di dekat ujung-ujung dumbel pada sisi-sisi yang
berlawanan. Bila massa-massa besar tersebut berada di dalam kedudukan A dan
kedudukan B, maka massa-massa kecil akan ditarik, karena hokum gravitasi, dan
sebuah momen kakas (torque) dikerahkan pada dumbel tersebut yang merotasikan
dumbel di dalam arah yang berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Serat
tersebut menentang momen kakas ini sewaktu serat dipilin. Sudut 𝛳 melalui mana serat
tersebut dipilin bila bola-bola dipindahkan dari satu kedudukan ke kedudukan
yang lainnya diukur dengan mengamati penyimpangan sebuah sinar cahaya yang
direfleksikan dari cermin kecil yang diikatkan pada serat tersebut. Jika
massa-massa dan jarak-jarak pemisahnya dan konstanta puntiran dari serat
diketahui, maka G dapat dihitung dari
sudut pilin yang diukur. Adapun hasil yang diterima sebagai nilai G sampai sekarang adalah 6,6720 x 10-11
N.m2/kg2. Karena G adalah begitu kecil, maka gaya-gaya gravitasi
di antara benda-benda pada permukaan bumi adalah sangat kecil dan dapat
diabaikan untuk keperluan-keperluan yang biasa.
Newton
merencanakan sebuah eksperimen untuk menguji secara langsung ekivalensi yang
nyata di antara massa inersial dan massa gravitasi. Jika ditinjau dari
penurunan perioda bandul sederhana, maka didapatkan bahwa perioda tersebut
adalah diberikan oleh
T = 2π …………………………………………………………………………..
(3)
di mana m di dalam pembilang menyatakan massa inersial dari pemberat bandul
dan massa m di dalam
penyebut adalah massa gravitasi dari pemberat bandul, sehingga m.g memberikan tarikan gravitasi pada
pemberat. Hanya jika m pembilang dianggap
menyamai m penyebut maka didapatkan
pernyataan
T = 2π ……………………………………………………………………………...
(4)
untuk perioda tersebut. Newton membuat
sebuah pemberat bandul yang berbentuk kulit tipis. Ke dalam pemberat yang
kosong ini dia menaruh zat-zat yang berbeda, dan selalu berhati-hati supaya
masing-masing zat mempunyai berat yang sama seperti yang ditentukan oleh sebuah
neraca. Maka, di dalam semua kasus gaya pada bandul adalah sama pada sudut yang
sama. Karena bentuk dari pemberat adalah selalu sama, malah tahan udara pada
bandul yang bergerak pun adalah sama. Jika suatu zat menggantikan zat yang lain
di dalam pemberat tersebut, maka sesuatu perbedaan percepatan hanya mungkin
disebabkan oleh perbedaan massa inersial. Massa ini adalah massa yang terdapat
di dalam F = m.a di dalam eksperimen
yang asli yang dilakukan di dalam dinamika. Tetapi di dalam semua kasus Newton
telah mendapatkan perioda bandul yang sama, yang selalu diberikan oleh T = 2π . Maka, dia
menyimpulkan bahwa m = mo dan bahwa massa inersial
dan massa gravitasi adalah ekivalen satu sama lain.
Di
dalam fisika klasik, ekivalensi dari massa gravitasi dan massa inersial
dipandang sebagai sesuatu kebetulan yang mengagumkan yang tidak mempunyai arti
penting yang mendalam. Tetapi di dalam fisika modern, ekivalensi ini dipandang
sebagai kunci penting yang menuju ke pengertian yang lebih mendalam mengenai gravitasi.
Ternyata, ekivalensi ini adalah suatu kunci penting yang menuju kepada
pengembangan teori relativitas umum.
(David
Halliday, 1985)
Hukum gravitasi Newton ialah hukum untuk
gaya antara dua partikel. Gaya-gaya gravitasi yang bekerja pada
partikel-partikel itu membentuk sepasang aksi-reaksi. Walaupun massa
partikel-partikel itu berbeda, gaya yang sama besarnya bekerja pada
masing-masing partikel itu, dan garis kerja kedua gaya itu terletak di
sepanjang garis yang menghubungkan partikel-pertikel itu.
Hukum
Newton tentang gravitasi universal merupakan sebuah hasil pemikiran yang muncul
berdasarkan pengamatannya terhadap buah apel yang jatuh dari pohonnya ke tanah,
tetapi perhitungan-perhitungan yang mula-mula diumumkannya untuk membuktikan
kebenaran hukum tersebut bukan menyangkut buah apel itu, melainkan mengenai
gerak bulan mengelilingi matahari dan ini dipublikasinya pada tahun 1686 dengan
sebuah kesimpulan bahwa setiap partikel materi di jagat raya melakukan tarikan
terhadap setiap partikel lainnya dengan suatu gaya yang berbanding langsung
dengan hasil kali massa partikel-partikel itu dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak yang memisahkannya.
Fg
= G …………...………………………………………………………………..
(5)
Jadi, di sini Fg adalah gaya gravitasi pada masing-masing partikel
itu, m dan m′ ialah massa-massanya, r ialah jarak antara partikel-partikel itu, dan G ialah konstanta umum yang dinamakan
konstanta gravitasi, yang angkanya bergantung kepada satuan-satuan yang
digunakan untuk gaya, massa, dan panjang.
Besar
konstanta gravitasi G dapat diperoleh
secara eksperimen dengan jalan mengukur gaya tarik gravitasi antara dua benda
yang massanya diketahui m dan m′ dan jarak yang
memisahkannya diketahui pula. Kalau bumi merupakan sebuah bola homogen, gaya
yang dilakukan olehnya terhadap suatu benda kecil bermassa m, dan jaraknya r dari
bumi, ialah
Fg
= G …………...……………………………………………………...
(6)
di mana mE merupakan massa bumi. Gaya yang sama besarnya juga
akan dilakukan oleh benda itu terhadap bumi.
Gaya tarik bumi sangat besar
daripada gaya tarik setiap benda lain, sehingga untuk semua gaya gravitasi lain
dapat diabaikan dan berat dapat dianggap semata-mata disebabkan oleh tarikan
gravitasi bumi. Maka, di dalam semua kasus gaya pada bandul adalah sama pada
sudut yang sama. Karena bentuk dari pemberat adalah selalu sama, malah tahan
udara pada bandul yang bergerak pun adalah sama. Jika suatu zat menggantikan
zat yang lain di dalam pemberat tersebut, maka sesuatu perbedaan percepatan
hanya mungkin disebabkan oleh perbedaan massa inersial. Massa ini adalah massa
yang terdapat di dalam F = m.a di
dalam eksperimen yang asli yang dilakukan di dalam dinamika. Dengan cara yang
sama, di permukaan bulan, atau planet lain, berat benda hampir seluruhnya
disebabkan oleh tarikan gravitasi bulan atau planet. Jadi jika bumi berbentuk
sebagai bola homogen berjari-jari R
maka berat w dari sebuah benda kecil
pada atau dekat permukaannya adalah
w
= Fg = G
…………...…………………………………………………………..
(7)
Perbedaan kecil antara
berat nyata suatu benda dengan gaya tarik gravitasi bumi adalah besar dan
arahnya yang disebabkan oleh rotasi bumi terhadap sumbunya. Perbedaan ini dapat diabaikan dan andaikan
bahwa bumi merupakan suatu system sumbu lembam. Jadi apabila suatu benda
dibiarkan jatuh bebas, gaya yang mempercepatnya ialah beratnya w, dan percepatan yang disebabkan oleh
gaya ini merupakan percepatan akibat gravitasi g. Hubungan umum F = m.a
karena itu, khusus dalam hal benda jatuh bebas, menjadi
w
= mg
…………………………………………………………………………………. (8)
Karena w = mg = G
Maka g = ……………………....……………………………………….……….
(9)
(Francis
Weston Sears, 1969)
Massa benda yang sama bersifat tetap baik
ketika benda itu berada di permukaan bumi, luar angkasa, ataupun di permukaan
bulan. Misalnya saja, benda bermassa m
berada di permukaan bumi yang besarnya percepatan gravitasi bumi g, sehingga berat benda itu W = mg. Jika benda di ruang angkasa g = 0 maka berat benda itu W = 0, namun massanya tetap m. Hukum Newton tentang gravitasi
universal merupakan sebuah hasil pemikiran yang muncul berdasarkan
pengamatannya terhadap buah apel yang jatuh dari pohonnya ke tanah, tetapi
perhitungan-perhitungan yang mula-mula diumumkannya untuk membuktikan kebenaran
hukum tersebut bukan menyangkut buah apel itu, melainkan mengenai gerak bulan
mengelilingi matahari
Ini
merupakan hukum fisika yang memperkenalkan tentang gaya interaksi antarmassa
yang disebut dengan Hukum Gravitasi Umum Newton, yang menyatakan bahwa jika
sebuah benda berada di dekat benda lain, maka benda itu menderita gaya tarikan
oleh benda lain, besar gaya itu sebanding dengan hasil kali massa dari kedua
benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Hukum Gravitasi Umum
Newton dasar untuk mempelajari dinamika
gerak lurus yaitu, ilmu yang mempelajari gerak dengan memperhitungkan
penyebabnya.. Jika ditinjau dari dua buah benda masing-masing bermassa m dan M, dengan jarak antara kedua benda itu r, maka gaya yang diderita m
karena berinteraksi dengan M adalah :
F
= -G r
……………………....………………………………………….……..
(10)
G
merupakan tetapan gravitasi yang disebut tetapan Cavendish, bernilai 6,67 x 10-11
Nm2/kg2. Dan seperti yang telah dipahami sebelumnya bahwa
berat benda di bumi adalah besarnya gaya tarikan bumi terhadap benda itu, maka
pada benda bermassa 1 kg mempunyai berat 9,8 N dikarenakan di permukaan bumi
nilai g = 9,8 m/s2.
Pada umumnya, adalah
tak benar untuk menganggap bahwa semua massa sebuah benda dapat
dikonsentrasikan di pusat massanya untuk tujuan perhitungan gravitasi. Artinya,
ketika massa benda kecil maka benda mudah digerakkan dan kalau sudah bergerak
mudah dihentikan. Sebaliknya, ketika massa itu besar, kalau diam bersifat sukar
digerakkan dan kalau bergerak sukar dihentikan. Demikian juga,
partikel kedua mengerahkan sebuah gaya pada partikel pertama yang diarahkan
menuju partikel kedua sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel
tersebut. Perbedaan kecil antara berat nyata suatu benda dengan gaya tarik
gravitasi bumi adalah besar dan arahnya yang disebabkan oleh rotasi bumi
terhadap sumbunya. Sebuah pemikiran bahwa gaya gravitasi di antara dua
partikel-partikel adalah tak tergantung dari kehadiran benda-benda lain atau
sifat-sifat ruang yang mengantari partikel-partikel tersebut. Benarnya
pemikiran ini bergantung pada benarnya deduksi-deduksi yang menggunakan
pemikiran tersebut dan sebegitu jauh telah terbukti kebenarannya.
(Tri
Kuntoro Priyambodo, )
Hukum
pertama Newton tentang gerak sering pula disebut hokum kelembaman, kelembaman
adalah sifat dasar dari sebuah benda. Yaitu benda akan mempertahankan
keadaannya. Hukum pertama Newton berbunyi sebuah benda yang diam tetap diam dan
yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan selama tidak
ada resultan gaya yang bekerja padanya.
Hukum ke-2 Newton tentang gerak
sebagai dasar untuk mempelajari dinamika gerak lurus yaitu, ilmu yang
mempelajari gerak dengan memperhitungkan penyebabnya. Sebelum dinamika gerak
lurus adalah kinematika gerak lurus yaitu yaitu: ilmu yang mempelajari gerak
tanpa memperhitungkan penyebabnya. Hukum Gravitasi Umum
Newton, yang menyatakan bahwa jika sebuah benda berada di dekat benda lain,
maka benda itu menderita gaya tarikan oleh benda lain, besar gaya itu sebanding
dengan hasil kali massa dari kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya untuk dinamika gerak lurus.
BAB
III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Peralatan dan Fungsi
1. Bandul 100 dan 200 gram
Fungsi : sebagai beban untuk menguji
percepatan gravitasi
2.
Mistar/Penggaris 100 cm
Fungsi : untuk mengukur
panjang benang
3.
Stopwatch
Fungsi : untuk mengukur
waktu atau periode untuk satu gerak osilasi beban
4.
Benang
Fungsi : untuk mengikat
bandul
5.
Statif
Fungsi : sebagai tempat
menggantung benang
6.
Bangku Geser
Fungsi : sebagai tempat
peletakan dan menyokong statif.
7.
Busur
Fungsi : untuk mengukur besar sudut tali terhadap
sumbu x atau garis horizontal
3.2. Prosedur
3.2.1 Bandul
100 gram
1. Disediakan
peralatan
2. Disusun
statif pada bangku geser (penyangga)
3. Diukur
benang dari 100 cm – 20 cm dengan interval 20 cm
4. Digantung
benang pada statif
5. Diikat
bandul beban 100 gram pada benang
6. Dirangkai
peralatan seperti gambar dibawah
7. Dihitung
dan dicatat waktu yang dibutuhkan bandul untuk melakukan satu ayunan
8. Ditentukan
waktu rata – rata dari keseluruhan ayunan penuh
9. Dicatat
data
3.2.2
Bandul 200gr
1.
Disediakan peralatan
2. Disusun statif pada bangku geser
(penyangga)
3. Diukur benang dari 100 cm – 20 cm dengan interval 20 cm
4. Digantung benang pada statif
5. Diikat bandul beban 200 gram pada benang
6. Dihitung dan dicatat waktu yang
dibutuhkan bandul untuk melakukan satu ayunan
7. Ditentukan waktu rata – rata dari
keseluruhan ayunan penuh
3.3. Gambar
-terlampir
DAFTAR
REFERENSI
Halliday, David. 1978. Fisika. Edisi
ketiga. Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Halaman : 495-496, 501-504, dan
507-510.
Priyambodo, Tri Kuntoro. 2009. Fisika
Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Komputer. Edisi I.
Yogyakarta : Andi.
Halamana : 76-77 dan
146-147.
Sears, Francis Weston. 1962. Fisika untuk
Universitas 1 : Mekanika, Panas, dan Bunyi.
Cetakan pertama. Jakarta :
Binacipta.
Halaman : 97-100.
Diakses
pada pukul 14.00
tanggal
:01 oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar