Jumat, 29 November 2013

Komponen Pasif





BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Voltmeter  digunakan untuk mengukru e.m.f (kekuatan elektromotif) yang dihasilkan oleh sumber listrik atau perbedaan potensial antara dua titik dalam sebuah sirkit. Tegangan selalu berada antara dua titik. Dengan kata lain, yang diukur adalah perbedaan tegangan antara sebuah titk dengan titik lain. Olek karena itu, voltmeter cukup dihubungkan memotong aliran tegangan yang hendak diukur. Sebenarya tahanan voltmeter harus tidak menentu supaya tidak mengganggu sirkit, yaitu voltmeter seharusnya menerima arus sebesar 0 dari sirkit. Dalam kenyataan, tahaan voltmeter agak bervariasi. Kalau kita mengukur arus dalam suatu rangkaian, maka sambungan dimana arus mau diukur dibuka dan amperemeter dirangkai secara seri didalam sambungan itu. Kalau mau mengukur voltase dalam suatu rangkaia, maka voltase dirangkai secara paralel pada dua titik dimana voltase mau diukur. Alat ukur yang ideal tidak akan mempengaruhi rangkaian yang diukur. Kalau seandainya amperemeter memilki resistivitas dalam nol, Maka arus bisa  mengalir dalam amperemeter dan bisa diukur tanpa adanya voltase pada amperemeter. Berarti sama sekali tidak ada perbedaan dalam rangkaian ketika ampermeter dipasang atau tidak dipasang. Amperemeter dengan resistivitas dalam nol disebut amperemeter ideal. Tetapi amperemeter ideal tidak ada.
Setiap ampermeter memilki resistivitas dalam yang lebih besar dari nol. Sebab itu, ketika arus mengalir dalam amperemeter, akan ada voltase pada amperemeter dan voltase itu akan mempengarui rangkaian aslinya. Kalau voltase itu cukup kecil (dibandingkan dengan voltase lain yang terdapat dalam rangkaian), voltase itu bisa diabaikan, tetapi kalau besar voltase dalam amperemeter hampir sebesar atau bahkan lebih besar daripada voltaase lain dalam rangkaian, pengaruh dari ampermeter    kepada rangkaian akan besar. Ampermeter yang ada mempunyasi sifat dimana suatu ampermeter ideal dirangkai secara seri dengan resistor dalam.
          Situasi dengan voltmeter sebagai berikut. Kalau suatu voltmeter memilki resistivitas dalam yang tak berhingga, maka tidak ada arus yang mengalir didalamnya. Ketika Voltmeter ini dipasang pada rangkaian, rangkaian itu sama sekali tidak dipengaruhioleh voltmeter.

1.2  Tujuan Percobaan
      1.      Untuk mengenal komponen aktif dan pasif
      2.      Untuk menguji baik buruknya suatu komponen
      3.      Untuk mengetahui batas kemampuan komponen
      4.      Untuk mengetahui fungsi dasar komponen
      5.      Untuk mengetahui faktor – faktor pengujian komponen elektronika seperti resistor.

BAB II

DASAR TEORI

Semua bahan yang mempunyai sifat menghalangi (merintangi) arus yang melaluinya, sifat ini disebut ”penahan listrik“. Penahan biasanya digambarkan dengan lambang R dan satuannya dalam pengukuran adalah ohm.
            Penahan atau tahanan adalah sebuah elemen yang digunakan untuk mendapatkan arus yang dikehendaki dengan fase yang sama seperti tegangan yang diberika padanya. Bila tegangan E, (volt) diberikan pada penahan dan mengalir arus I (ampere), maka penahan R adalah :
R=  ………………………………………………………………. (2.1)
Hubungan tersebut dikenal dengan HUKUM OHM. Nilai penahan atau tahanan atau resistor berubah sesuai denagn temperature pada penahan tersebut. Selain itu bla penahan digunakan untuk frekuensi yang sangat tinggi, nilai penahannya berukuran dan mencolok sekali daripada bila digunakan untuk arus DC atau pada frekuensi rendah. Oleh karena itu untuk frekuensi harus digunakan penahan khusus.
Tahanan yang dapat diubah nilainya, nilai tahanan yang dapat diubah dan dapat diatur adalah dengan menggeser kontak penggesernya ke suatu nilai yang diinginkan, penahan yang dapat diubah digunakan untuk mengatur /menyesuaikan kualitas suara dan kualitas suara dalamm pesawat penerima.
Dioda, bentuk dan lambang dioda adalah sebagai berikut ini. Terminal A adalah anoda dan terminal C adalah katoda. Dioda dapat mengalirkan arus ke arah maju (A) tetapi menghambat arus dalam arah terbalik (B), pekerjaan ini disebut pengarahan/penyearahan. Hubungan antara tegangan maju dan arus maju adalah sebagai berikut :
            Tegangan arus dan dan penahan dalam yang terjadi/dijumpai bila dalam suatu hubungan diberikan arah  maju  yang disebut tegangan maju (F) berturut-turut. Tetapi, jika sinyal terlalu besar, transistor memenuhi daerah jenuh atau putus. Akibatnya puncak sinyal positif dan negaitif akan tergantung.pada beberapa pemakaian, kita memang memerlukan penguntingan. Tetapi pada penguat linear transistor harusnya beroperasi di daerah aktif sepanjang waktu ini berarti selama satu siklus transistor tak pernah memenuhi daerah jenuh atau daerah putus. Dengan penguat sekutu emitor kita memperolah penguatan tegangan dan penguatan arus yang besar. Sinyal keluar fse 1800 dengan sinyal masuk. Bila tegangan diberikan dalam antar balik atau berlawanan maka tidak ada arus yang mengalir. Dalam hal ini tegangan arus dan penahan disebut tegangan balik (VR) arus balik ( IR) dan penahan balik (rR). Bila sedikit arus dilewatkan pada dioda dalam arah aus sebenarnya tegangan pada dioda menjadi tetap (konstan) kira-kira 0,6 volt. Oleh karena itu dalam rangkaian berikut tegangan yang tetap kira-kira 1,2 volt dicapai antara titik a dan b.
            Kerusakan dapat diperiksa dengan mengukur nilai penahannya dalam arah maju dan arah balik/menentang, batas ukur dari alat pengukurannya haruslah distel pada x 100 ohm, dan seharusnya dicatat bahwa arus mengalir dari terminal (-) tester malalui kabel tester ke (+) dalam cara pengukuran nilai penahan dalam arah maju menunjukn beberapa kiloohm sampai puluhan kiloohm dan nilai penahan dalam arah balik menunjukkan tak terhingga (jarum tidak bergerak), berarti ion dalam keadaan baik.
            Jika pemberian tegangan pada arah berlawanan terhadap katoda, sesungguhnya tidak ada arus yang mengalir pada dioda. Tetapi bila tegangan balik dinaikkan pada dioda tetap pada batas yang konstan tegangan tersebut dikatakan tegangan zener.
            Tegangan zener berada pada setiap dioda untuk menjaga agar tegangan dalam setiap rangkaian elektronika konstan dapat digunakan zener dioda yang mempunyai tegangan sama dan dipasang secara terbalik terhadap tegangan rangkaian (arah balik). Rangkaian yang menggunakan satu dioda dan dikenal sebagai penyearah setengah gelombang karena setengah siklus negatif dari sinyal masuk dipotong dan tidak muncul pada sinyal keluaran. Suatu transformator digunakan pada masukan, tugasnya adalah menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (ac) utama yang dihubungkan ke kumparan primer. Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa tegangan keluaran eo hanya berisi setengah siklus positif, karena dioda menghantar hanya selam interval-interval tertentu.
 Ini tentunya konsisten dengan kenyataan bahwa jika frekuensi f bernilai nol (sehingga menjadi arus dc) tidak terdapat ggl balik dan tidak ada impedansi terhadap aliran muatan. Perhitungan yang teliti (menggunakan kalkulus), begitu juga eksperimen, menunjukkan konstanta kesebandingannya adalah 2 . Dalam proses penyearah setangah gelombang, arus mengalir melewati resistansi beban hanya selama setengah bagian positif dari sinyal masuk. Kalau arus yang telah disearahkan mengalir melewati rsistansi beban menurut arah yang sama selama siklus penuh dari sinyal masuk, penyearah dinamakan pen yearah gelombang penuh.
Disini dioda serupa dan sadapan setengah pada kumparan sekunder transformator digunakan, karena masing-masing setengah dari kumparan sekunder trafo mempunyai jumlah lilitan yang sama, tegangan yang diinduksikan. Kemudian jika tegangna rangkaian berubah-ubah akibat suatu hal akan dikembalikan atau diperbaiki ke tegangan zener. Cara pemeriksaan zener diode pada dasarnya sama seperti pemeriksaan dioda biasa .jika tarap tegangan zener diukura dlam rangkaian, harus sesuai dengan zener apa yang tertera dalam diode tersebut.
            Varactor (variabel  kapasitansi dioda) disebut juga varicap atau varactor, mempunyai karakteristik dimana nilai kapsitetnya (yang teradi akibat permberian tegangan balik) sesuai dengan tegangan yang diberikan kepadanya. Apabila suatu tegangan menetang/balik diberikan pada junction dioda, hole (lubang) bergerak menuju daerah p dan elektron bergerak menuju daerah N. Jadi, pad junction (batas pertemuan) hanya ada sedikit pembawa arus carrier. Daerah mana tidak dapat carrier disebut lapisan pengosongan (depletion layer).
             Apabila tegangan menentang yang diberika kepada junction dinaikkan, lapisan pengosongan juga bertambah besar sehingga pengosongan berfungsi sebagai bahan dielektrim. Kapasitas dieloktrisasi berubah sesuai dengan besarnya tegangan menentang yang diberikan.                      (Drs. Daryanto 2010)
Arus(I) dikatakan ada dalam suatu ruang, apabila dalam ruang itu terjadi perpindahan muatan listrik dari titik yang satu ke titik yang lain. Misalkan muatan itu mengalir dalam kawat. Baterai adalah sumber energi listrik. Jika suatu baterai tidak mengalami hilangnya energi di dalamnya, maka beda potensial di antara kedua kutubnya disebut gaya gerak listrik (ggl) baterai.  Ini merupakan kelanjutan dari pembahasan dua pelabuhan perangkat kontrol elektronik kelas resistif tetapi melibatkan subclass dari perangkat kontrol elektronik yang port input tidak direpresentasikan sebagai rangkaian terbuka. Representasi untuk perangkat kontrol elektronik akan melibatkan dua generator dikendalikan seperti yang ditunjukkan untuk umum port jaringan dua dalam bab empat .
Kalau tidak diberi keterangan lebih lanjut, maka beda potensial antara kedua kutub baterai dianggap sama dengan ggl-nya. Satuan ggl adalah sama dengan satuan beda potensial, yakni volt.
Hambatan (atau Resistansi) kawat atau benda lain menentukan besarnya beda potensial yang harus diadakan antara kedua ujungnya, agar di dalam kawat mengalir arus satu ampere. Satuan hambatan ialah ohm dengan lambing Ω (omega).1Ω = 1V/A.
Hukum Ohm semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain ialah definisi hambatan, yakni V=IR. Sering hubungan ini dinamai hukum Ohm. Akan tetapi, Ohm juga dinyatakan, bahwa R adalah suati konstanta yang tidak bergantung pada V maupun I. Bagian kedua hukum ini tidak seluruhnya benar. Hubungan V=IR dapat diterpkan pada resistor apa saja, dimana V adalah beda potensial antara kedua ujung hambatan, dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R adalah hambatan (atau resistasi) resistor tersebut.
Dioda adalah dua terminal elemen unilateral yang dianggap resistive. Model dioda yang ideal adalah yang memiliki resistansi nol (sifat resistansi yang rendah) dan cadangan resistansi yang tidak terbatas. Diagram juga masuk ke dalam simbol untuk dioda yang ideal. Catatan bahwa arah panah dalam simbol adalah petunjuk arus ke depan. Arus yang ke depan dan muatan kutub dibuat di dalam terminal muatan kutub dari tegangan diode yang hasilnya pada resistansi yang rendah atau resistansi yang tinggi. Karateristik dioda yang ideal memiliki keadaan yang tak tersambung pada sumbernya. Meskipun dioda yang ideal tidak ada, namun itu adalah model yang sangat bermanfaat untuk diode yang praktis. Simbol yang sama juga boleh digunakan untuk dioda yang ideal atau untuk dioda yang praktis, sehingga simbol itu sangat bermanfaat untuk menentukan yang dimaksud dalam konteks. Terminal dari dioda yang ideal diidentifikasikan sebagai piring (atau anoda) dan katode sehingga saling berhubungan ke terminal dari dioda yang praktis.
Pengukuran Hambatan dengan Amperemeter dan Voltmeter: Arus listrik dalam rangkaian diukur dengan memasang amperemeter (berhambatan rendah) secara seri di dalamnya. Beda potensial di ukur dengan menghubungkan voltmeter (berhambatan tinggi) pada kedua ujung resistor yang sedang dicari, jadi dihubungkan secara paralel. Hambatan resistor dihitung sebagai hasil bagi penunjukan voltmeter dengan apa yang terbada pada amperemeter, sesuai hukum Ohm R=V/I. (Jikalau nilai resistansi diinginkan dengan tepat, hambatan voltmeter dan amperemeter harus ikut diperhitungan dalam rangkaian).
Beda Potensial Jepit (Voltase) baterai atau generator bila baterai memberi arus I adalah gaya gerak listrik (ggl atau E) baterai dikurangi penurunan potensial antara kedua ujung hambatan dalamnya r.
(1)               Apabila baterai menghasilkan arus (dipakai)
            Potensial jepit = ggl – penurunan potensial antara kedua ujung r = v - Ir
(2)               Apabila baterai menerima arus (diberi muatan)
Potensial jepit = ggl + penurunan potensial antara kedua ujung r = v + Ir
(3)               Apabila tidak terjadi arus :     
Potensial jepit = ggl baterai atau generator.
Resistivitas: hambatan (resistansi atau tahanan) R kawat sepanjang L dan berpenampang A adalah :           
R =     …………………………………………………...................................... (2.2)
Dimana  adalah bilangan konstan, disebut resistivitas (atau hambatan jenis) zat, dan menyatakan sifat khas zat itu. Kalau L dinyatakan dalam meter, A dalam m2 dan R dalam Ω, maka satuan  adalah Ω m.
            Resistansi merupakan fungsi suhu, jika sepotong kawat pada suhu T0 hambatannya R0, maka hambatannya R pada suhu T adalah:
            R = R0 + αR0 ( T – T0 ) ………………... ……………………………...(2.3)
Dimana α disebut koefisien suhu resistansi zat kawat itu. Pada umumnya α juga merupakan fungsi suhu, sehingga hubungan di atas hanya berlaku dalam selang suhu yang cukup sempit. Satuan α ialah K-1 atau °C-1. Hubungan serupa didapat pada resistivitas yang merupakan fungsi temperatur: jika o dan  adalah resistivitas pada suhu To dan T, maka:
             =  o + α o ( T – To ) …………………………………………...( 2.4)
              Perubahan Potensial, beda potensial antara kedua ujung sebuah hambatan R yang dialiri arus I menurut hukum Ohm adalah IR. Ujung hambatan di mana arus masuk, berpotensial tinggi, lebih tinggi dari potensial ujung yang lain. Arus listrik selalu mengalir ‘ke bawah’: dari titik berpotensial tinggi ke yang berpotensial lebih rendah, melalui hambatan tersebut.
              Kutub positif suatu baterai selalu merupakan titik berpotensial tinggi, jika hambatan dalam baterai rendah atau sama sekali dapat di abaikan. Hal ini selalu benar, dan tidak bergantung pada arah arus yang mengalir dalam baterai.                                                                                          (Bueche, 1984)
Komposisi karbon resistor jenis resistor terbuat dari karbon halus yang terpisah atau grafit dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai binder. Ini sebuah proporsi yang diperlukan untuk nilai sebagai R ingin ditunjukkan dalam figh elemen resistor 6 - 1a. Tertutup di kasus plastik untuk isolasi dan mekanik kuat bergabung pada dua ujung dari perlawanan elemen topi aremetal karbon dengan kawat utama tembaga kaleng untuk menyolder sambungan ke rangkaian. Ini disebut aksial memimpin karena mereka datang langsung dari ujung. Resistor karbon umumnya terdapat nilai R dari 1ohm sampai 20 mohm. Misalkan adalah 10 ohm, 220 ohm, 4,7 ohm, dan 68 kiloohm.
Jenis film resistor ada dua jenis. Film dari tipe karbon memiliki lapisan tipis di sekitar film logam isolator. Resistor memiliki spiral sekitar subtrate keramik (gambar 6-4). Tetapi, sebuah op amp dengan laju perubahan-tegangan  dapat memberikan pengatan yang lebih besar dan dapat memberikan lebar-pita yanng lebih lebar. Diantara banyak penggunaanya, op amp dapta digunakan untuk menghasilkan filter pelewat-pita atau filter lainnya tanpa menggunakan induktor, hanya kapasitor, resistor, dan op amp. Dua rangkiaan yang tersusun dalam kaskade demikian, bila frekuensinya timpang-tindih (overlapping), akan membentuk sebuah filter pelewat-pita. Interaksi antara tahap-tahap di dalam penguat multi-tahap dapat dikurangi dengan menggunakan rangkaian dekopel untuk menghindarkan adanya umpan-balik melalui catu-daya bersama, dengan memasang perisai atau elektromagnet antara tahap-tahap dan dengan penempatan komponen rangkaian secara tepat. Jenis resistor film logam dan menggunakan topi untuk memimpin terminal. Salah satu perangkat kontrol yang paling umum dari subclass ini adalah transistor. Prinsip-prinsip fisik operasi transistor sangat berbeda dari tabung vakum, tetapi kepentingan utama dalam buku ini adalah representasi sirkuit dan aplikasi. Dalam pengertian ini, perbedaan utama adalah bahwa port input transistor tidak terwakili sebagai resistensi yang tak terbatas .
Untuk tujuan ini, transistor dapat dianggap sebagai  perangkat kontrol elektronik solid dengan dua meluruskan persimpangan P-N. Sebuah transistor memiliki tiga terminal: emitter, base, dan collector. Simbol untuk transistor ditunjukkan pada gambar. Transistor pertama adalah dari "titik kontak" jenis. Simbol transistor mungkin dikembangkan untuk mewakili jenis terminal secara fisik. Sebuah transistor diidentifikasi sesuai dengan fungsi elemen pada titik kontak transistor yang jenis persimpangan mungkin adalah yang paling umum. Ini harus ditekankan bahwa model ini hanya berlaku untuk kasus-kasus di mana operasi pada kisaran linier dan mana hanya berbagai komponen dianggap. Secara umum, ketika tegangan dan arus sesaat dianggap, representasi melibatkan model nonlinear.
Salah satu perangkat kontrol yang paling umum dari subclass ini adalah transistor. Prinsip-prinsip fisik operasi transistor sangat berbeda dari tabung vakum, tetapi kepentingan utama dalam buku ini adalah representasi sirkuit dan aplikasi. Dalam pengertian ini, perbedaan utama adalah bahwa port input transistor tidak terwakili sebagai resistensi yang tak terbatas. Salah satu di antara keuntungan-keuntungan besar dari ac dibandingkan dengan dc dalam hal distribusi daya listrik adalah bahwa jauh lebih mudah untuk menaikkan dan menurunkan tingkat tegangan dengan ac daripada dengan dc. Untuk transmisi daya jarak jauh diinginkan untuk menggunakan sebuah tegangan yang setinggi-tingginya dan sebuah arus yang sekecil-kecilnya.
Transistor dapat dianggap sebagai  perangkat kontrol elektronik solid dengan dua meluruskan persimpangan P-N. Sebuah transistor memiliki tiga terminal: emitter, base, dan kolektor. Transistor pertama adalah dari "titik kontak" jenis. Simbol transistor dikembangkan untuk mewakili jenis terminal. Sebuah transistor diidentifikasi sesuai dengan fungsi elemen pada titik kontak transistor yang jenis persimpangannya adalah yang paling umum yang membuat berakhir sebuah heigher sedikit daripada tubuh. Cermet resistor ini memiliki lapisan karbon dipecat ke tujuan subtansi. Keramik padat memiliki nilai R lebih tepat dan stabilitas yang lebih besar dengan cepat. Sering dibuat dalam aquare kecil dengan lead agar sesuai cetak – rangkaian (PC). Melebur resistor jenis ini adalah luka reistor kawat dibuat untuk membakar dengan mudah terbuka ketika power rating terlampaui. Kemudian melayani fungsi ganda dari sebuah sekering dan resistor untuk membatasi arus.                                                 (Bernard Grobs, 2007)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 PERALATAN DAN FUNGSI
3.1.1 PERALATAN DAN FUNGSI
 Multimeter
Fungsi : sebagai alat yang akan digunakan untuk menguji baik buruknya suatu komponen

3.1.2 KOMPONEN DAN FUNGSI
1.  Resistor
Fungsi : sebagai komponen yang akan diuji
2.    Kapasitor
Fungsi :sebagai komponen yang akan diuji
3.    Dioda
Fungsi :sebagai komponen yang akan diuji
4.    Trafo
Fungsi :sebagai komponen yang akan diuji

3.3  Prosedur Percobaan
3.3.1 Untuk Resistor
1.      Disiapkan peralatan yang akan digunakan.
2.      Diatur multimeter digital sehingga berfungsi sebagai ohmmeter.
3.      Dihubungkan probe positif dan probe negatif dengan resistor 3K3 ± 5% Ω dan 20 K ± 5% Ω
4.      Diamati dan dicatat besar hambatan yang tertera pada multimeter analog.
I.       Untuk Kapasitor
1.      Disiapkan peralatan yang akan digunakan.
2.      Diatur multimeter analog sehingga berfungsi sebagai kapasitansimeter.
3.      Dihubungkan probe positif (merah) pada anoda dan probe negatif (hitam) pada katoda
4.      Diamati apakah jarum multimeter ada begerak atau tidak.
III. Untuk Dioda
1.      Disiapkan peralatan yang akan digunakan.
2.      Diatur multimeter analog sehingga berfungsi sebagai penguji keadaan komponen
3.      Dihubungkan probe positif (merah) pada anoda dan probe negatif (hitam) pada katoda
4.      Diamati apakah jarum multimeter ada begerak atau tidak.
IV. Untuk Dioda
1.      Disiapkan peralatan yang akan digunakan.
2.      Diatur multimeter analog sehingga berfungsi sebagai penguji keadaan komponen
3.      Dihubungkan kaki ke kaki pada komponen primer, sekunder, dan sekunder, primer
4.      Diamati apakah jarum multimeter ada begerak atau tidak.


GAMBAR PERCOBAAN

      a.       Resistor


      b.      Kapasitor


     






      c.       Transistor


      









      d.      Dioda 

     







      e.       Trafo


 













DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Frederick J. 1985.TEORI DAN SOAL-SOAL FISIKA. Jakarta : Erlangga.
              Halaman : 188
Drs.Daryanto. 2010. PENGETAHUAN PRAKTIS TEKNIK RADIO. Jakarta : BUMI AKSARA.
              Halaman : 17,25-28
Grob, Bernard. 2007. BASIC ELECTRONICS. Jakarta : Erlangga.
              Halaman : 109
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar